Nationalgeographic.co.id – Sebuah studi menyatakan bahwa cara paling efektif untuk memerangi pemanasan global adalah dengan menanam banyak pohon. Mungkin sekitar tiga triliun pohon.
Dan jangan khawatir, menurut para peneliti, Bumi masih memiliki cukup ruang untuk menanam pohon sebanyak itu. Bahkan dengan berkembangnya kota dan lahan pertanian, masih ada tempat yang mencakup 3,5 juta mil persegi. Area ini kira-kira sama besarnya dengan luas Amerika Serikat.
Baca Juga: PBB: Jutaan Orang Menderita Kemiskinan Akibat Perubahan Iklim
Studi yang dipublikasikan pada jurnal Science ini, mengungkapkan bahwa dalam beberapa dekade, pohon-pohon yang baru ditanam tersebut nantinya mampu menyedot hampir 830 miliar ton karbondioksia yang memerangkap panas dari atmosfer. Jumlah ini hampir sama dengan polusi karbon yang sudah diciptakan manusia dalam 25 tahun terakhir.
Namun, manfaatnya mungkin akan datang lebih cepat mengingat pohon menghilangkan lebih banyak karbon ketika mereka masih muda.
“Sejauh ini, menanam pohon menjadi solusi termurah dan paling efektif dalam mengatasi perubahan iklim,” kata Thomas Crowther, wakil pemimpin studi sekaligus ahli ekologi perubahan iklim dari Swiss Federal Institute of Technology.
Enam negara yang masih memiliki banyak ruang untuk menanam pohon baru adalah Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Brasil, dan Tiongkok.
Sebelum melakukan penelitian ini, Crowther menyadari bahwa tidak ada cara lain untuk mengatasi perubahan iklim selain mengurangi emisi. Menanam pohon sangat efektif karena itu ‘memakan’ lebih banyak karbondioksida di udara.
Baca Juga: Dari Tote Bag Hingga Bioplastik, Mana Kantung Belanja yang Lebih Ramah Lingkungan?
Meski begitu, ia menekankan, menanam pohon bukanlah pengganti dari pembakaran minyak, batu bara, dan gas, yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
“Menanam pohon sebanyak apa pun tidak akan berhasil jika emisi tetap tidak dikurangi,” ungkap Crowther.
Selain itu, menggerakkan semua orang untuk menanam banyak pohon juga bukan hal mudah. “Ini tentu saja menjadi tantangan, skalanya persis dengan perubahan iklim itu sendiri,” imbuhnya.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR