Nationalgeographic.co.id - Pengalaman menelusuri Jepang terasa seperti masuk ke lorong waktu menuju masa depan. Sebagai salah satu negeri yang paling bersemangat memanfaatkan teknologi di kehidupan keseharian, Jepang menjadi unik tak ada duanya di muka Bumi.
Kereta super cepat, hotel tabung, sampai banyaknya mesin pintar makanan dan minuman di tepi jalan membuat Negeri Matahari Terbit ini seperti hidup berdekade lamanya di masa depan.
Berdasarkan Innovation Cities Index 2018, bahkan Tokyo dinobatkan sebagai Kota Paling Futuristik Sedunia. Mengungguli kota-kota modern lainnya seperti London, Boston, dan New York.
Menurut Christopher Hire dari lembaga 2thinknow yang melakukan studi untuk Innovation Citiex Index, Tokyo terpilih karena ia menunjukkan arah yang jelas dalam menyambut perubahan teknologi.
Hal ini tidak bisa dipungkiri. Saat berada di Tokyo, saya larut dalam labirin pencakar langit memutari pusat kota tersebut. Manusia berlalu lalang di terik musim panas bulan Agustus. Seperti tanpa keraguan, semua bergerak cepat, berputar seperti robot bergerak di jalur jelajahnya. Penghargaan soal waktu, filosofi saling menghormati dan kekuatan tradisi telah membuat Jepang selalu tegak berdiri melewati era-era kelamnya.
Langkah saya terhenti ketika tiba di bawah pelataran Tokyo Skytree. Sebuah tengara yang menjadi acuan perubahan dan indikator pesatnya pembangunan, menjadi pemicu kompetisi-kompetisi negara lain untuk bisa melewatinya.
Berdiri tegak dengan tinggi 2.080 kaki atau 634 meter, Tokyo Skytree merupakan bangunan tertinggi di Jepang. Dan di dunia, ia menempati posisi kedua setelah Burj Khalifa di Dubai.
Primadona dari Tokyo Skytree adalah dua dek observasi yang menawarkan pemandangan kota Tokyo. Masing-masing dek terletak pada ketinggian 350 dan 450 meter, yang lagi-lagi membuatnya menjadi ‘ruang pengamatan’ tertinggi di negara tersebut.
Tembo deck, observatorium lebih rendah yang berada di ketinggian 350 meter, membentang seluas tiga tingkat dengan pemandangan indah dari semua lantainya. Dengan jendela-jendela yang tinggi dan lebar, Anda bisa menyaksikan panorama 360° kota Tokyo. Sementara pada lantai terendah di Tembo Deck, terdapat kafe dan beberapa panel kaca yang memungkinkan pengunjung untuk melihat sampai ke dasar menara.
Naik ke bangunan yang lebih tinggi, sepasang elevator akan menghubungkan Tembo Deck dengan Tembo Galleria yang berada di ketinggian 450 meter.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR