Nationalgeographic.co.id - Ada alasan mengapa arus pengunjung Louangphrabang (atau yang biasa dieja dengan Luang Prabang) meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kota kuno di Laos ini memiliki segalanya: kombinasi langka antara alam dan kreasi manusia, dengan sentuhan tradisi spiritual dan budaya.
Ini membuat Luang Prabang tampil menarik di mata peziarah, backpacker, hingga para petualang yang peduli terhadap lingkungan.
Kota ini berlokasi di semenanjung yang mempertemukan sungai Mekong dan Nam Khan.
Baca Juga: Menyaksikan Cahaya Pagi Berbentuk Hati di Gua Kameiwa Jepang
Luang Prabang dikelilingi oleh pegunungan hijau. Keindahan alamnya dilengkapi oleh karya seni manusia berupa istana-istana, kuil, dan rumah tradisional.
Keindahan alam
Bagi beberapa orang, atraksi utama dari Luang Prabang adalah pemandangan alam yang mengelilinginya.
Menjulang di tengah kota, melalui Gunung Phousi kita dapat melihat seluruh wilayah Luang Prabang yang menajubkan beserta kuil-kuil, sungai Mekong, dan pegunungan di sekitarnya.
Jika tertarik dengan kegiatan alam liar dan ingin mencari petualangan, Anda bisa melakukan trekking atau mendayung.
Menjadi salah satu destinasi populer bagi pecinta alam, Kuang Si–berlokasi 28 mil dari selatan Luang Prabang–merupakan air terjun tingkat tiga yang menakjubkan. Anda juga bisa berenang di sana.
Tak jauh dari pintu masuk air terjun, terdapat Kuang Si Butterfly Park, rumah perlindungan bagi kupu-kupu yang berwarna cerah.
Destinasi lainnya yang wajib dikunjungi saat berada di Luang Prabang adalah gua Pak Ou. Ia menyajikan kombinasi unik antara alam dan tempat suci. Gua ini membentuk tebing batu kapur dan merupakan titik pertemuan sungai Mekong dan Nam Ou. Di sana, terdapat ribuan patung Buddha yang dibawa oleh peziarah selama ratusan tahun.
Tradisi keagamaan dan budaya
Kota yang merupakan salah situs warisan dunia UNESCO ini, merupakan jantung kerajaan Lan Xang pada abad ke-14 hingga 16. Ia pun menjadi pusat ibadah pemeluk agama Buddha di wilayah tersebut.
Nama Luang Prabang diambil dari Prabang Buddha, patung emas Buddha berukuran 83 sentimeter yang saat ini dipajang di Royal Palace Museum.
Di Luang Prabang, Anda bisa melihat puluhan kuil. Wat Xiengthong, yang memiliki atap bergaya pagoda serta dihiasi dengan ukiran dan mosaik, adalah kuil yang paling mengesankan di sana.
Baca Juga: Toko Djoen: Mencecapi Rasa Khas Roti Lawas di Ketandan Yogyakarta
Tradisi Buddha di wilayah ini sangat hidup. Pengunjung dan penduduk lokal, bangun sebelum matahari terbit untuk menyaksikan prosesi harian Sai Bat, di mana para penganut Buddha memberikan makanan atau barang lainnya kepada para biksu yang sedang berjalan-jalan di tengah kota.
Di samping tradisi keagamaan, Luang Prabang juga merupakan rumah bagi budayanya yang dinamis. Mulai dari pasar malam di mana para pedagang menjajakan kerajinan tangannya, pasar buah dan sayuran di pagi hari, pertunjukkan tari tradisional, dongeng, hingga pertunjukkan boneka.
Kota ini juga menawarkan berbagai macam kuliner – mulai dari makanan pinggir jalan Lao hingga hidangan makan malam ala Prancis.
Apakah Anda tertarik mengunjungi Luang Prabang?
Source | : | Abby Sewell/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR