Nationalgeographic.co.id - Dua kali dalam setahun, saat menjelang ekuinoks, sinar matahari pagi yang melewati lengkungan gua Kameiwa, membentuk gambar hati yang bersinar.
Shimizu Keiryū Park, di prefektur Chiba, Jepang, menjadi obyek wisata yang diminati banyak orang, ketika sebuah unggahan Instagram pada 2015, menampilkan foto gua Kameiwa yang memesona – gabungan anatara cahaya, bebatuan, dan air mengalir.
Orang-orang mendeskripsikan gua ini sebagai versi nyata dari latar film animasi produksi Ghibli Studio, yaitu Princess Mononoke dan Spirited Away.
Baca Juga: Pelesir Sesaat di Kota Sorong
Terlepas dari keindahan alamnya, gua itu sebenarnya adalah proyek teknik sipil. Pada 1600-an, atau yang dikenal dengan zaman Edo, terowongan tersebut mengarahkan sungai untuk melakukan irigasi di lahan pertanian. Dulu, sebuah pabrik pernah berdiri di sana.
Tak jauh dari gua, terdapat daya tarik wisata lain, yakni sawah indah Oyama Senmaida yang melestarikan pertanian di kawasan tersebut.
Namanya, Kameiwa no Dōkutsu atau “Batu Tempurung Kura-kura”, mengacu pada bebatuan yang berada di air terjun. Nama tersebut digunakan sejak 2002, untuk membedakan lokasi lain yang lebih ke hilir, yaitu Nōmizo no Taki. Kedua tempat ini sering membingungkan pengunjung.
Baca Juga: Toko Djoen: Mencecapi Rasa Khas Roti Lawas di Ketandan Yogyakarta
Shimizu Keiryū Park terletak sekitar 40 mil dari pusat Tokyo. Ia mudah ditempuh menggunakan mobil. Anda bisa melewati jalan tol Tokyo Bay Aqua Line, yang menyatukan jembatan dengan terowongan bawah laut terpanjang.
Meskipun beberapa pengunjung merasa kecewa karena cahaya yang mereka lihat tidak sebagus di foto, namun gua Kameiwa yang berada di dalam taman Shimizu Keiryū tetap layak dikunjungi.
Waktu terbaik untuk melihat pemandangan di sana adalah pukul 06.30 hingga 07.30 pagi, pada awal musim semi dan gugur. Anda akan melihat daun-daun merah yang cantik mengelilingi gua.
Source | : | James Burch/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR