Nationalgeographic.co.id - Keragaman terumbu karang yang besar membuat penyelaman di kepulauan ini bermutu tinggi.
Inilah satu-satunya lokasi penyelaman di Indonesia—dan hanya sedikit di dunia—yang bisa menyombongkan diri atas kekayaan karang atol, karang tepi, karang penghalang serta reruntuhan kapal.
Togean bergelimang kekayaan laut yang membuat destinasi penyelaman lain iri hati. Tak kurang ada 30 lebih kebun terumbu, lereng terumbu, dinding laut dalam, lereng berpasir serta beragam makhluk di perairannya.
Belum lagi, hamparan hutan bakau, rumput laut dan penyelaman berlumpur dan rumah karang yang sangat mudah dicapai dari penginapan.
Baca Juga: Saatnya Kembali ke Sumba, Festival Kuda Sandalwood Telah Siap Sambut WIsatawan
Deretan terumbu karangnya memiliki keragaman yang bagus, lantaran kawasan ini amat terpencil, sedikit pengunjung, dan berpenduduk jarang.
Teluk Tomini dipandang perairan paling tenang di dunia, terkepung nyaris sempurna terlindungi ‘lengan’ Utara dan Tengah Pulau Sulawesi. Perairan teluk ini sangat terpencil belum banyak berkembang di Pulau Togean.
Pulau Togean begitu hebat serta inferior, yang bisa menjadi alternatif lain bagi destinasi selam yang telah populer, apapun kesukaan Anda dalam penyelaman.
Baca Juga: Jalur Pendakian Rinjani Batal Dipisah, Wisata Halal Masih Terus Mencari Bentuknya
Reruntuhan Pembom B24
Pada Perang Dunia II, Jepang menguasai Sulawesi dan Kalimanatan. Skuadron Tempur 307 Amerika Serikat bertekad menggulung Jepang dengan menghancurkan dua pulau itu. Dalam salah satu misinya,pesawat militer ASmengalami kerusakan mesin, terbakar.
Untuk kembali ke pangkalan di Pulau Morotai sangat jauh, sementara sebagian besar pulau tertutup hutan, yang berbahaya bagi para penerjun. Akhirnya,pesawat ini mendarat darurat di Teluk Tomini, Pulau Togean.
Saat pendaratan,hidung pesawat meledak, tiga baling-balingnya remuk. Dua jam kemudian, pesawat ini tenggelam, dan menjadikan Togean sebagai tempat terbaik bagi selam reruntuhan pesawat. Reruntuhan pesawat ini begitu luar biasa, tidak ada satupun artefak dipindahkan.
Kini, pesawat tempur ini menjadi pusat berkumpulnya ratusan ikan selar (bigeye trevally) yang membuat dinding melingkar keperakan. Bagian sayap ekornya menjadi tempat berlindung lionfish dan batfish.
Ada juga sponge pipa hijau dan sponge barel terutama di bagian belakang pesawat. Beberapa koral berpori tumbuh di badan pesawat serta seasquirt dan blue tunicates mewarnai sayap pesawat.
Dominic Rock
Situs selam ini bukan untuk penderita vertigo ataupun penderita jantung lemah, karena sisi Utara Dominic Rock memiliki fitur selam berupa jurang gelap menganga. Di kedalaman 40 meter, Anda bisa melihat suasana jurang gulita itu.
Meski begitu, situs ini memberi kesempatan untuk melihat eagle ray dewasa yang terkenal dengan sambarannya, hiu karang abu-abu, serta kerumunan ikan selar (bigeye trevally) yang berputar keliling dekat dengan karang gantung.
Bebatuan itu memiliki ‘rerantingan’ bunga karang macam-macam. Segerombolan ikan kerapu queensland, ikan baramundi dan ikan pari fantail ray, kerap hilir mudik saat Anda melintas.
Dinding Taipi - Taipi Wall
Dinding karang yang membentang darisisi Selatan ke Utara yang penuh dengan karang gantung, retakan, dan celah yang penuh sesak dengan kipas laut dan karang kipas gorgonia. Lereng berpasir di kaki dinding rimbun dengan bercak-bercak koral kubis (cabbage coral), koral boomisdan koral meja.
Dinding karang dipenuhi dengan tutupan karang lunak merah dan biru yang menjadi rumah udang pembersih merah, belukar koral hitam, green ascidian, tiger cowries, leaf scorpionfish, crocodile fish, dan sejumlah kelinci laut (nudibranch).
Di puncak dinding, Anda bisa menjumpai taman koral sembari melakukan safety stop. Di situ juga, Anda bisa saksikan ikan badut maupun udang anemon. Atau, Bumphead parrotfish saat melintasi hamparan datar. Bintang laut merah kerap beristirahat di atas hamparan pasir bersama anemon.
Acapkali juga terlihat hiu karang blacktip yang mengendap-endap perlahan. Dinding Taipi merupakan lokasi selam termudah di Pulau Togean yang tidak pernah dilupakan dan ada keinginan untuk terus datang kembali ke lokais tersebut.
Batu Gila
Sebuah titik selam yang berupa bubungan bebatuan yang muncul dari laut dalam, berhadapan dengan dindingUtara sebagai titik awal penyelaman. Bubungan batu itu selebar 25 meter, panjang 50 meter, di kedalaman 28 hingga 42 meter.
Bubungan ini adalah titik selam paling ekstrem di ujung Utara yang terpapar arus laut. Jarak pandangnya cukup bagus dan umumnya menjadi tempat terbaik untuk menjelajah di air dalam untuk menyaksikan sekumpulan ikan-ikan besar.
Una-una
Inilah pulau vulkanik kecil yang bersih dari lava dan pasir, yang jarang dikunjungi sehingga memiliki sejumlah titik selam yang bagus dan sehat di seluruh kepualauan ini. Permata di mahkota Una-una adalah The Pinnacle: titik terbaik penyelaman di Pulau Togean—salah yang terbaikdengan melimpahnya jenis-jenis ikan yang membuat Andamenahan nafas.Di situ hidup kumpulan koral keras, mantipora sheet coral, koral acropora, dan sedikit bukti perusakan ulah manusia.
Pasir Tengah
Sebuah tempat penyelaman terbaik di Pulau Togean yang berupa karang atol sepanjang 3 kilometer dengan dinding tegak tanpa akhir hingga kedalaman 400 meter. Saat baru memasuki perairan, pada dinding karang Anda bisa menikmati sponge tabung merah dan hijau, sponge hitam, karang kipas gorgonian, leather coral, leaf coral dan koral pakis hitam.
Anda pun bisa menuruni dinding di sisi manapun, sangat menarik ketika berpapasan dengan beberapa jenis ikan pelagik: jenis-jenis ikan selar (bigeyetrevally), yellow fin dan blue fin wahoo serta cakalang spanyol.
Di kedalaman tertentu, Anda juga bisa menangkap kehadirann hiu karang whitetip, hiu karang blac tip, dan jika beruntung, berjumpa dengan hiu perak (silky shark). Jenis ikan di perairan dangkal, biasanya, segerombolan ikan kakap (midnight snapper), yellowback fusilier, ikan kepe-kepe, serta warna-warni kelinci laut (nudibranch). Penyelam yang benar-benar beruntung bakal berpapasan dengan nautilus—yang langka dan tak ternilai—saat penyelaman malam.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR