Nationalgeographic.co.id - Fotografer National Geographic Indonesia Rahmad Azhar kembali beraksi. Dalam penugasan kali ini, ia tak sendiri. Rahmad juga ditemani oleh Ricky Martin, editor video National Geographic Indonesia.
Perjalanan mereka tak keluar Jakarta. Sebab, mereka ingin mencoba konsep petualangan kota, yang bisa dilakukan siapa saja, termasuk warga Ibu Kota. Rahmad dan Ricky menuju Taman Spot Budaya 2 di Dukuh Atas, yang berada di jantung Ibu Kota. Ruang terbuka publik ini baru diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 18 Agustus 2019.
Bukanlah tanpa tujuan Rahmad dan Ricky bertualang di Ibu Kota. Mereka ingin menjajal kemampuan fitur kamera dari telepon pintar yang kini mengedepankan kemampuan fotografinya. Tak cuma canggih, telepon pintar masa kini dibekali dengan beberapa kamera belakang dengan resolusi besar dan bukaan kecil. Setiap kamera pun punya fungsi yang berbeda, hingga mampu memanjakan penggemar fotografi tanpa harus ribet bawa kamera DSLR yang berat dan kerap merepotkan.
Baca Juga: Tren Fotografi Ponsel, Tidak Lagi Tentang Lensa Panjang
Telepon pintar yang dibekali empat kamera utama di belakang memang begitu menggoda Rahmad dan Ricky untuk segera menjajal kemampuannya. Keempat kamera itu sendiri terdiri dari kamera wide 48 megapiksel (f/1.8), kamera ultra wide 8 megapiksel (f/2.2), kamera depth sensor 2 megapiskel (f/2.4), dan kamera makro 2 megapiksel (f/2.4).
Begitu tiba Taman Spot Budaya 2, Rahmad dan Ricky segera membidikan kamera telepon pintar. Kebetulan saat itu sejumlah anak muda tengah asyik bermain papan seluncur alias skateboard. Untuk menguji keandalan fitur kamera telepon pintar itu, mereka sengaja datang jelang malam hari.
Lanskap taman publik yang cantik itu terekam dengan baik lewat kamera wide 8 megapiksel 105 derajat. Selain aksi anak-anak muda itu, mereka juga berhasil menangkap latar belakang gedung-gedung tinggi yang mencakar angkasa Ibu Kota. Lanskap itu makin pas dengan panorama warna-warni pencahayaan pencakar langit tadi.
Baca Juga: Fotografi Ponsel, Hati riang Selama Perjalanan dan Bisa Tambah Penghasilan!
Terlebih lagi, telepon pintar masa kini telah memiliki kamera wide 48 MP dengan bukaan 1.8. Dengan kondisi minim cahaya, Ricky membuktikan pengambilan dilakukan dengan mengandalkan fitur AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Gambar yang didapat makin sempurna meski dalam kondisi minim cahaya. Mereka juga menjajal membuat video pendek.
Sekarang ini telepon genggam pintar telah dilengkapi dengan kecerdasan buatan, atau AI (Artificial Intelligence). Namun bukan berarti kita harus selalu mengandalkan pada produk teknologi itu. Saat ini telepon pintar juga dibekali dengan fitur pro itu.
Baca Juga: Kisah dari Tijuana, Ketika Studio Foto Jalanan Menarik Perhatian Para Migran dan Pengungsi
Tetapi, dasar fotografer, Rahmad dan Ricky meninggalkan mode otomatis dan beranjak pada mode manual. Dengan pendekatan ini, mereka merasa mendapatkan tantangan dalam berkreativitas untuk menciptakan foto yang tidak biasa.
Untuk mengikuti jejak fotografer dan videografer National Geographic Indonesia, kita tinggal atur setingan kamera pada kecepatan yang lambat. Kita bisa memilih mode manual atau yang biasanya dinamai dengan mode pro. Dalam mode ini kita memiliki keleluasaan dalam mengatur kecepatan rana, iso, hingga white balance. Semua itu tersaji di dalam telepon pintar keluaran teranyar itu.
Nah, bila penasaran ingin ikuti jejak Rahmad dan Ricky, Vivo V17 Pro bisa jadi salah satu pilihan. Telepon pintar masa kini ini juga tercatat sebagai ponsel pertama di dunia yang memilki dua kamera selfie model pop up. "Vivo juga jadi vendor pertama yang mengusung rasio 20:9 untuk memaksimalkan layar," kata Ricky Bunardi, Product Manager Vivo Indonesia. Nah, makin asyik kan motret dengan Vivo V17 Pro di jantung Ibu Kota.
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR