Fotokita.net - Ketua tim penyelamatan dari IAR Indonesia, Argitoe Ranting mengaku kalau pihaknya pertama kali mendapatkan laporan dari warga mengenai keberadaan kedua orangutan tersebut sebelum pihaknya bersama dengan BKSDA dan warga setempat melakukan evakuasi pada 10 Oktober lalu.
“Evakuasi dan translokasi orangutan selalu menjadi pilihan terakhir dan jika bisa, kita akan menghindarinya dan memastikan orangutan dapat bertahan hidup di habitatnya. Namun kali ini tidak ada pilihan lain, keduanya terjebak hanya di beberapa bidang pohon yang tersisa. Setelah kebakaran, kawasan hutan besar telah terbakar dan orangutan ini tidak dapat kembali ke habitatnya. Jika kita tidak ada di sini, orangutan ini tidak akan selamat,” ungkapnya, seperti dikutip Tribunpontianak.co.id.
Ia menjelaskan, saat diselamatkan kedua orangutan dalam kondisi dehidrasi dan kurus akibat kekurangan nutrisi selama beberapa hari.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Mengancam Area Rehabilitasi, Bagaimana Nasib Orangutan?
Tim gabungan yang terdiri dari IAR Indonesia bersama dengan BKSDA Kalimantan Barat dan Babinsa melakukan evakuasi untuk menyelamatkan sepasang induk dan anak orang utan dari kebakaran hutan di wilayah Ketapang, Kalimantan Barat.
Ibu dan bayi orangutan tersebut diperkirakan berusia 20 tahun dan 8 bulan. Melansir AFP, dari keterangan foto yang diambil pada Jumat (11/10/2019) dan dirilis oleh IAR, tampak suasana pelepasan kembali kedua orangutan tersebut ke hutan.
Tim penyelamat yang juga melibatkan dokter hewan menilai, keduanya bisa segera ditranslokasi ke wilayah hutan. Setelah diberikan perawatan kesehatan dengan segera, keduanya pun dibawa kembali ke hutan dengan menggunakan traktor dikarenakan jarak dari perkebunan warga ke batas hutan cukup jauh.
Baca Juga: Habitatnya Rusak, Populasi Orangutan Kalimantan Semakin Kritis di 2019
Direktur Program IAR Indonesia, Karmele Llano Sanchez mengaku sejak kebakaran melanda kawasan hutan dan lahan di daerah Ketapang mulai dari akhir Juli lalu, IAR Indonesia bersama para mitra pemerintah dan warga masyarakat, telah menyelamatkan sedikitnya enam individu orangutan termasuk Mama Sifa dan bayinya.
Hilangnya habitat tempat mereka hidup menjadikan Unit Perlindungan Orangutan dan Tim Penyelamat dari IAR Indonesia harus siap 24 jam setiap hari ketika menerima laporan masyarakat.
Baca Juga: Rayakan Momen Lulus Sekolah, Lihat Foto-foto Momen Kebahagiaan Orangutan Sumatra di Habitatnya
“Ketika Anda melihat mata Sifa, Anda menyadari ketakutan dan keputusasaan orangutan yang melihat bagaimana rumah mereka hancur,” ujarnya. (Sumber: AFP, Tribunpontianak.co.id/Kompas.com)
Baca Juga: Cara Ilmuwan Selamatkan Orangutan dengan Teknologi Kamera Canggih
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR