Secara spesifik, lari dikaitkan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 30% dan akibat kanker sebesar 23%.
Kami menemukan bahwa berlari sekali seminggu, atau 50 menit dalam seminggu, sudah dapat mengurangi risiko kematian kapan saja. Manfaat ini sepertinya tidak bertambah atau berkurang dengan seiring peningkatan porsi lari.
Ini kabar baik bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk berolahraga. Tapi temuan ini juga sebaiknya tidak menghambat mereka yang senang berlari lebih lama dan lebih sering. Kami menemukan bahwa pelari “garis keras” (misalnya, rutin lari tiap hari atau empat jam dalam seminggu) memperoleh manfaat kesehatan.
Manfaat juga tidak meningkat dengan peningkatan kecepatan lari. Kami menemukan bahwa berlari dengan kecepatan antara 8 dan 13 kilometer per jam manfaatnya sama. Tampaknya berlari dengan kecepatan “yang paling nyaman untuk kita” adalah yang terbaik untuk kesehatan.
Lari dapat mengakibatkan cedera akibat penggunaan berlebih (overuse). Cedera ini terjadi karena tekanan mekanis yang berulang-ulang pada jaringan tubuh tanpa waktu penyembuhan yang cukup.
Riwayat cedera dan durasi aktivits yang lebih lama meningkatkan risiko.
Kita bisa meminimalkan risiko dengan menghindari jalur lari yang tidak rata atau keras, alas kaki yang sesuai, dan tidak meningkatkan laju atau durasi lari tiba-tiba.
Selalu ada risiko kematian mendadak saat olahraga, tapi ini sangat jarang terjadi.
Yang penting, kami menemukan bahwa manfaat lari jauh lebih besar dari risiko yang dikaitkan. Durasi pendek dan kecepatan rendah saat berlari akan menurunkan risiko.
Mulailah pelan dan secara bertahap meningkatkan laju, durasi, dan frekuensi mingguan. Targetkan untuk berlari 50 menit setiap minggunya atau lebih, dan berlari pada kecepatan yang nyaman. Pertahankan semangat, tapi jangan sampai lari hingga kehabisan tenaga.
Manfaatnya akan sama, tidak peduli apakah kita lari dalam satu sesi atau dibagi dalam beberapa sesi dalam seminggu.
Baca Juga: Peneliti: Bayar Hutang Tidur di Akhir Pekan Kurangi Risiko Kematian
Kalau tidak suka lari sendiri, cobalah bergabung dengan komunitas lari atau ikut kegiatan lari. Lari dalam kelompok dapat meningkatkan motivasi dan menjadi sarana sosial yang menyenangkan.
Memulai lari bisa jadi berat, tapi bukannya sangat berat. Kalau tidak suka lari, jangan dipaksa; ada lebih dari 800 olahraga menarik lainnya. Banyak olahraga lain (seperti renang, tenis, sepeda, dan aerobik) memiliki manfaat sebanding dengan yang kami temukan pada lari.
Penulis: Željko Pedišić, Associate Professor, Victoria University
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR