Nationalgeographic.co.id - World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 432.000 kematian terjadi akibat diare setiap tahun.
Pada tahun 2018, di Indonesia terjadi sekitar 10 kali kejadian luar biasa (KLB) diare dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang.
Diare hanyalah satu dari beragam dampak kesehatan akibat kualitas sanitasi dan toilet yang buruk. Tanpa fasilitas toilet yang layak, masyarakat Indonesia juga berisiko terjangkit berbagai jenis penyakit menular.
Baca Juga: Bahaya Polusi Udara, Partikel Kecilnya Dapat Menyebabkan Kanker Otak
Berikut berbagai penyakit lain yang dapat muncul akibat penggunaan toilet yang kotor:
Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejalanya yakni diare, mual, muntah, nafsu makan menurun, tidak enak badan, dan ruam.
Orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih lebih rentan terinfeksi, sebab penyakit demam tifoid menular melalui air yang terkontaminasi feses penderita.
Disentri terjadi akibat infeksi bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolytica pada usus. Gejalanya adalah demam, mual, muntah, dan BAB berdarah.
Disentri menular dengan cara yang sama seperti demam tifoid. Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan cara selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah menggunakan toilet.
Dampak lain yang bisa muncul dari toilet yang kotor adalah hepatitis A. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus hepatitis A yang menular dari makanan dan minuman terkontaminasi.
Meski bisa sembuh dengan sendirinya, hepatitis A akan memicu gejala yang mengganggu aktivitas penderita, seperti mual, muntah, dan kulit yang kekuningan.
Kolera adalah infeksi yang menyebabkan seseorang mengalami diare dengan warna pucat seperti air cucian beras. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menular melalui air yang terkontaminasi.
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR