Sebagian besar rekannya, mencemooh pernyataan Gruithuisen. Meski begitu, jasa-jasanya dalam meneliti Bulan sangat dihargai sehingga para peneliti memberi nama salah satu kawah di sana sesuai nama Gruithuisen.
Belum lama ini, para ilmuwan mengatakan bahwa Bulan mungkin pernah menjadi rumah bagi para alien di awal pembentukan Bumi, empat miliar tahun lalu. Makhluk ekstraterestial tersebut diduga bisa sampai ke sana setelah ledakan meteorit.
Bulan mengontrol kesuburan perempuan
Mungkin karena siklus menstruasi dan Bulan memiliki waktu yang hampir sama, banyak orang percaya bahwa satelit Bumi itu berperan dalam menentukan kapan perempuan akan hamil.
Teori ini menjelaskan mengapa sosok dewi bulan – mulai dari Chang’e di kepercayaan Tiongkok hingga Mama Quilla dari suku Inca – begitu mencolok dalam mitologi yang berkembang di seluruh dunia.
Pada 1950-an, Eugene Jonas, dokter asal Ceko, menemukan teks astrologi kuno Asiria yang menyatakan bahwa masa subur perempuan akan mengikuti fase tertentu dari Bulan.
Jonas kemudian menerapkan perencanaan kehamilan pasiennya berdasarkan hipotesis tersebut. Ia memberi tahu para pasien bahwa ovulasi akan terjadi di bulan yang sama dengan waktu kelahiran mereka.
Sementara itu, teori lain mengatakan, bulan purnama memicu lonjakan kelahiran. Di waktu tersebut, bangsal bersalin akan dipenuhi wanita yang ingin melahirkan.
Bulan merupakan pesawat luar angkasa yang berongga
Beberapa buku fiksi di awal abad ke-20, termasuk karangan H.G Wells yang berjudul The First Men in the Moon, mengambil premis cerita tentang alien yang hidup di Bulan.
Pada 1970, dua ilmuwan asal Uni Soviet pun menganggap serius teori tersebut. Mereka mengatakan bahwa Bulan sebenarnya adalah pesawat luar angkasa berongga yang dibangun oleh alien dengan teknologi canggih dan kecerdasan mereka.
Teori ini sudah dibantah para astronom. Pasalnya, Bulan tak mungkin bisa mempertahankan medan massa dan gravitasinya jika ia tak memiliki inti yang padat.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR