Nationalgeographic.co.id – Bulan masih menyimpan banyak misteri hingga sekarang. Ini memicu munculnya beberapa mitos dan teori tentang satelit Bumi tersebut di kalangan masyarakat. Namun, mitos tersebut cenderung tak masuk akal dan berkaitan dengan teori konspirasi. Berikut di antaranya:
Bulan purnama membuat kita gila
Sejak zaman purba, bulan purnama telah dikaitkan dengan perilaku aneh atau gila. Termasuk tidur sambil berjalan, bunuh diri, aktivitas ilegal, kekerasan – dan tentu saja kemungkinan berubah menjadi serigala.
Selama ribuan tahun, para dokter dan ahli kesehatan mental juga percaya bahwa ada hubungan yang kuat antara kegilaan dengan Bulan.
Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern, menulis pada abad ke-5 SM bahwa “orang yang mengalami ketakutan dan kegilaan di malam hari sedang dikunjungi oleh dewi bulan”.
Kata “lunacy” atau “lunatic” – yang berarti kegilaan – memang diambil dari nama dewi bulan dalam mitologi Romawi, Luna, yang mengendarai kereta peraknya di langit setiap malam.
Baca Juga: Arrokoth, Nama untuk Dunia Terjauh yang Pernah Ditemukan Manusia
Pada abad ke-18, di Inggris, orang-orang yang diadili karena pembunuhan, meminta keringanan hukuman jika kejahatannya terjadi saat bulan purnama. Mereka merasa bahwa tindak kriminal yang dilakukan tersebut, dipengaruhi oleh Bulan.
Sementara itu, para pasien di rumah sakit jiwa Bethlehem, London, yang didirikan pada 1247, sering dicambuk dan dipasung selama fase bulan purnama sebagai tindakan pencegahan.
Meski penelitian tidak dapat membuktikan mitos tersebut, namun beberapa orang di masa kini masih berpikir bahwa bulan purnama bisa membuat mereka kehilangan akal untuk sementara.
Alien tinggal di Bulan
Pada 1820, Franz von Paula Gruithuisen, astronom asal Bavaria, Jerman, mengklaim bahwa dirinya telah melihat kota-kota di Bulan dengan teleskopnya. Ia menulis bahwa ‘penduduk Bulan’ telah membuat bangunan, jalanan, dan benteng yang canggih.
Sebagian besar rekannya, mencemooh pernyataan Gruithuisen. Meski begitu, jasa-jasanya dalam meneliti Bulan sangat dihargai sehingga para peneliti memberi nama salah satu kawah di sana sesuai nama Gruithuisen.
Belum lama ini, para ilmuwan mengatakan bahwa Bulan mungkin pernah menjadi rumah bagi para alien di awal pembentukan Bumi, empat miliar tahun lalu. Makhluk ekstraterestial tersebut diduga bisa sampai ke sana setelah ledakan meteorit.
Bulan mengontrol kesuburan perempuan
Mungkin karena siklus menstruasi dan Bulan memiliki waktu yang hampir sama, banyak orang percaya bahwa satelit Bumi itu berperan dalam menentukan kapan perempuan akan hamil.
Teori ini menjelaskan mengapa sosok dewi bulan – mulai dari Chang’e di kepercayaan Tiongkok hingga Mama Quilla dari suku Inca – begitu mencolok dalam mitologi yang berkembang di seluruh dunia.
Pada 1950-an, Eugene Jonas, dokter asal Ceko, menemukan teks astrologi kuno Asiria yang menyatakan bahwa masa subur perempuan akan mengikuti fase tertentu dari Bulan.
Jonas kemudian menerapkan perencanaan kehamilan pasiennya berdasarkan hipotesis tersebut. Ia memberi tahu para pasien bahwa ovulasi akan terjadi di bulan yang sama dengan waktu kelahiran mereka.
Sementara itu, teori lain mengatakan, bulan purnama memicu lonjakan kelahiran. Di waktu tersebut, bangsal bersalin akan dipenuhi wanita yang ingin melahirkan.
Bulan merupakan pesawat luar angkasa yang berongga
Beberapa buku fiksi di awal abad ke-20, termasuk karangan H.G Wells yang berjudul The First Men in the Moon, mengambil premis cerita tentang alien yang hidup di Bulan.
Pada 1970, dua ilmuwan asal Uni Soviet pun menganggap serius teori tersebut. Mereka mengatakan bahwa Bulan sebenarnya adalah pesawat luar angkasa berongga yang dibangun oleh alien dengan teknologi canggih dan kecerdasan mereka.
Teori ini sudah dibantah para astronom. Pasalnya, Bulan tak mungkin bisa mempertahankan medan massa dan gravitasinya jika ia tak memiliki inti yang padat.
Astronaut tidak pernah sampai di Bulan
Meskipun NASA sudah menunjukkan banyak bukti, namun beberapa orang masih belum percaya jika misi Apollo benar-benar dilakukan.
Mereka menganggap, pendaratan astronaut di Bulan adalah kisah palsu yang dibuat NASA menggunakan foto-foto yang telah dimanipulasi dan video rekayasa untuk menipu publik.
Para pendukung teori ini bahkan sempat memaparkan tanda-tanda tipuan studio. Termasuk fakta bahwa bendera Amerika yang ditancapkan oleh kru Apollo 11 di permukaan bulan terlihat berkibar dalam ruang hampa udara.
Baca Juga: Ada 1.600 Gunung Berapi di Venus, Apakah Sama Eksplosifnya Seperti di Bumi?
Mereka juga mengklaim bahwa teknologi manusia saat itu belum cukup maju untuk membawa astronaut ke Bulan dan membuat mereka kembali ke Bumi dengan selamat.
Pada 2002, Buzz Aldrin, astronaut NASA sekaligus orang kedua yang pernah menginjakkan kaki di Bulan, begitu jengkel dengan tuduhan teori konspirasi ini. Saking kesalnya, Aldrin sempat memukul wajah salah satu orang yang menganggap ekspedisinya palsu.
Pangkalan Nazi didirikan di Bulan
Setelah Perang Dunia II, berkembang rumor yang mengatakan astronaut Jerman telah terbang ke Bulan dan membangun pangkalan rahasia di sana. Beberapa orang bahkan berspekulasi bahwa Adolf Hitler memalsukan kematiannya, pergi ke luar angkasa, dan menghabiskan hidupnya di Bulan.
Teori ini berkembang setelah penampakan UFO di dekat Roswell, New Mexico, pada 1947 yang diduga dikembangkan oleh Nazi.
Namun, lagi-lagi, hal tersebut tidak terbukti kebenarannya. Para ilmuwan Prancis yang memiliki akses untuk meneliti gigi Adolf Hitler menyatakan bahwa diktator tersebut benar-benar meninggal pada 1945 akibat menenggak sianida dan menembak dirinya sendiri.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR