Nationalgeographic.co.id - Pada awal tahun 2020, sejumlah media global melaporkan adanya kasus infeksi oleh virus yang tidak dikenal. Pada 11 Januari 2020, otoritas kesehatan Cina, melaporkan ada 40 kasus kejadian luar biasa mirip pneumonia (radang paru-paru) di kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina.
Pemerintah Cina juga melaporkan hasil temuan laboratorium kasus tersebut ke Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan bahwa kasus ini bukan kasus flu biasa. Temuan ini disusul dengan laporan dari Thailand tentang kasus serupa dari seorang perempuan yang datang dari Wuhan ke Thailand.
Pada 16 Januari 2020, pemerintah Jepang juga melaporkan satu kasus pneumonia terkonfirmasi positif virus sama dengan yang ditemukan di Wuhan. Seorang lelaki usia 30 tahun yang tinggal di Kanagawa Jepang, menderita demam dan dirawat di rumah sakit. Diketahui lelaki tersebut kembali ke Jepang setelah sebelumnya berkunjung ke Wuhan, Cina. Gejala yang diderita adalah demam, batuk, pilek, kesulitan bernafas, dan menggigil.
Baca Juga: Ingin Hidup Lebih Lama? Ini yang Harus Dilakukan Menurut Sains
Di Korea Selatan, seorang perempuan Cina, yang diduga terkena virus ini, menjalani perawatan secara isolasi setelah berkunjung dua kali ke Wuhan bulan lalu–meski belum terkonfirmasi apakah perempuan tersebut positif terinfeksi virus yang sama dengan kasus di Wuhan.
Virus tak dikenal itu kemudian dideteksi sebagai coronavirus baru atau novel coronavirus.
Hingga 5 Januari 2020, Cina melaporkan 41 kasus positif novel coronavirus (nCoV), dengan satu korban meninggal. Tidak ada laporan kasus positif lagi menyusul setelah itu. Hasil survei epidemiologis menunjukan bahwa tidak ada bukti penularan infeksi virus ini dari manusia ke manusia. Kini penelitian atas penyakit ini masih berlangsung.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada laporan mengenai suspect atau tersangka kasus nCoV ini.
Kasus penemuan penyakit baru yang kemudian mewabah bukan hal baru di dunia.
Sebelumnya, pada 2012 kita dikejutkan dengan berita mengenai kasus flu unta (Middle East respiratory syndrome coronavirus, MERS-CoV) yang mencemaskan jemaah haji dan umroh. Begitu juga pandemi flu babi (Influenza A/H1N1pdm) pada 2009 yang secara global menyebabkan lebih dari 5.700 orang meninggal.
Bukan pula pertama kali kita mendengar kabar infeksi penyakit baru dari Cina. Pada 2013 ditemukan infeksi flu burung (Influenza A/H7N9) pada manusia dengan total 1.567 kasus, yang mengakibatkan setidaknya total 615 kematian.
Kasus pertama nCoV berawal dari sebuah Pasar Seafood Huanan di Wuhan. Pada 31 Desember 2019, Cina melaporkan 27 orang menderita mirip pneumonia, demam, kesulitan bernafas, dan menunjukan gejala tidak normal infiltrasi pada paru-paru penderita. Diduga kasus penularan mulai terjadi sekitar 8 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR