Nationalgeographic.co.id - Menginjak usia 95 tahun, Bill Montgomery tidak memiliki pendengaran yang baik karena telinga kanannya sudah tuli. Namun, ia masih bisa mendengar suara perang yang menghantam gendang telinganya kala ia berusia 20 tahun. Iwo Jima, adalah pulau vulkanik di Jepang tempat ia terkena bom tersebut.
Dalam kenangannya, ia masih ingat betapa gembiranya kala melihat bendera Amerika Serikat berkibar saat merayakan kemenangan atas Jepang di sana.
"Itu adalah hari kelima setelah kami mendarat," kenang Montgomery “Aku sendirian, berbaring di lereng di tepi lapangan terbang, ketika aku mendengar beberapa tanduk kapal berbunyi. Dan orang-orang mulai bersorak dari lubang perlindungan. " kata Montgomery dilansir dari National Geographic (14/02/2020).
Dia mengarahkan pandangannya ke puncak Gunung Surabachi setinggi 554 kaki. Titik puncak ini terlihat dari hampir setiap sudut Iwo Jima. Saat itu, ia melihat suatu hal yang membuatnya gembira.
“Aku melihat, dan ada bendera! Perasaan yang luar biasa! ” katanya, berucap dengan nada bahagia.
Baca Juga: Mengakhiri Polemik Misteri Kematian Charles Darwin
Momen pengangkatan bendera di Iwo Jima memang menjadi hal yang ikonik saat perang Pasifik. Gambar dari fotografer Joe Rosenthal itu memperlihatkan enam mariner AS yang mengibarkan bendera Amerika.
Pertempuran Iwo Jima berlangsung dari 19 Februari 1945–26 Maret 1945. Dari 110 ribu tentara AS, pelaut, dan pilot yang bertempur, ada 26.000 yang terbunuh dan terluka.
Bill Montgomery, menjadi salah satu dari sedikit marinir yang bertahan dalam pertarungan 37 hari. Dari 50 orang di unitnya, hanya setengah lusin yang selamat.
Saat ini, Montgomery masih tampak sering gelisah. Jari-jarinya memukul-mukul meja di rumah pensiunnya dekat Atlanta, Georgia. Istrinya yang berusia 70 tahun, Lea, tampaknya ingin menjangkau dan menyentuh tangannya yang gelisah, tetapi dia malah tersenyum manis padanya. Dia tersenyum kembali dan sedikit rileks.
Bagi Montgomery, pertarungan itu adalah hal yang mengerikan. Ia bahkan menghabiskan satu malam berjongkok di parit dangkal. Sampai-sampai takut mengangkat kepalanya agar tidak tertembak oleh sesama Marinir dari lubang perlindungan beberapa kaki di belakangnya.
Pada suatu malam yang ia kenang, terdapat beberapa granat yang dilemparkan ke arah lubang perlindunganya oleh pejuang Jepang. Granat-granat itu mendarat tepat di posisi mereka berlindung. Teman-temannya pun mengira bahwa dirinya sudah mati.
"Ketika pagi tiba, para marinir itu tercengang," katanya. "Mereka berkata: 'Kami pikir kamu sudah mati!'”
Kenangan Iwo Jima lain yang menghantui Montgomery ialah saat dirinya pernah dikira musuh oleh tentara AS dengan pesawat Mustang P-51. Bahkan sang pilot menjatuhkan rudal tepat di atasnya.
"Itu mendarat tepat di sebelah lubang perlindungan saya, memantul tepat di depan kami ke daerah Jepang, dan meledak," katanya.
Baca Juga: Sejarah Kembang Api yang Kerap Menjadi Simbol Perayaan di Dunia
Hidupnya pun selamat, tapi Montgomery marah sekali. Lantas, ia mencari-cari siapa pilot yang telah menimpuknya dengan sebuah bom.
"Saya mengambil beberapa gambar di Mustang itu," akunya. "Sejak saat itu, ketika saya bertemu seorang pilot veteran saya bertanya kepadanya: 'Apakah Anda di Iwo Jima?', tapi saya tidak pernah menemukan pria itu."
Montgomery mengatakan itu adalah kejadian yang paling membuat dirinya menjadi dekat dengan kematian. Banyak rekan sejawatnya yang tidak beruntung saat itu. Cobaan di peperangan Iwo Jima sangat berat baginya dan terus menerus menghantuinya.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR