Nationalgeographic.co.id - Italia saat ini memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi di luar Tiongkok: lebih dari 35.500 kasus terkonfirmasi hingga Rabu (18/3).
Pada 21 Februari lalu, pemerintah Italia memberlakukan karantina ketat di provinsi utara Lodi di Lombardy dalam upaya untuk membatasi pergerakan populasi. Ini dilakukan menanggapi meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di wilayah tersebut. Pada 9 Maret, dengan virus yang masih menyebar cepat, Perdana Menteri Giuseppe Conte memperpanjang karantina dan mencakup seluruh negara.
Jalanan kosong, bandara sepi, dan jalur air pun tenang. Dalam hitungan minggu, kurangnya pekerja yang sibuk, wisatawan yang panik, dan kendaraan yang bising telah membawa efek nyata bagi keanekaragaman hayati negara tersebut. Jalur air Venesia yang terkenal misalnya, airnya menjadi cukup jelas untuk melihat kehidupan laut di dalamnya.
Baca Juga: Karantina Wilayah Akibat Pandemi COVID-19, Polusi Udara Berkurang
Beberapa pecinta satwa liar di Italia melaporkan bahwa hewan telah kembali muncul di kanal dan garis pantai di tengah wabah COVID-19 yang sedang berlangsung.
Dari cuitan salah satu warga Italia, @diceNiNi, kita dapat melihat bahwa perairan Venesia yang keruh menjadi jernih. Ikan-ikan kecil terlihat berenang menikmati air yang tenang.
Un amico in fb ha condiviso queste foto. Cosa hanno di particolare? L'acqua limpida dei canali veneziani senza il torbido che provoca il moto ondoso in questi giorni di traffico lagunare limitato.
— Marino NiNi Marini #sanguemisto (@diceNiNi) March 12, 2020
Non s'era mai visto.#coronavirua#restaacasa pic.twitter.com/kKaKWanFok
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Hiu Putih Terlihat Memburu Paus Bungkuk
Di tempat lain, seekor lumba-lumba terlihat berenang di sepanjang dermaga di Cagliari, salah satu pelabuhan terbesar di Laut Mediterania dan ibu kota pulau Sardinia Italia.
Sebelumnya, lumba-lumba jarang berenang sedekat ini dengan pantai kota pelabuhan yang ramai karena biasanya penuh dengan kapal barang dan feri.
Banyak orang berpikir bahwa pandemi COVID-19 merupakan titik refleksi untuk mempertimbangkan hubungan manusia dengan lingkungan. Memberi dunia kesempatan untuk bernapas dan berbenah.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR