Nationalgeographic.co.id - Ada banyak wilayah di seluruh dunia yang memicu munculnya virus baru. Para ilmuwan mengatakan, virus-virus yang mengintai manusia ini pun sulit untuk dipahami. Dan tidak hanya di daratan, virus yang belum teridentifikasi juga banyak yang berasal dari lautan.
Meski begitu, sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh ahli ekologi kelautan, Jennifer Welsh dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) menyebutkan bahwa banyak virus yang dimangsa oleh beberapa hewan di laut.
Di laboratorium, dalam serangkaian percobaan, para peneliti memeriksa bagaimana berbagai organisme laut non-inang mampu membasmi partikel virus dari lingkungan akuatik, secara aktif maupun pasif.
Baca Juga: Peneliti Garap AI untuk Diagnosis COVID-19 Melalui Analisis Suara
Dari 10 spesies hewan yang diuji, ternyata kepiting, kerang, tiram, dan spons yang paling efektif untuk mengurangi virus.
“Dalam percobaan kami, spons mengurangi kehadiran virus hingga 94 persen dalam waktu tiga jam,” ungkap Welsh. Dan bahkan setelah 24 jam, angkanya mencapai 98%.
Setelah spons, kepiting menduduki urutan kedua dalam keefektifan mengurangi virus hingga 90 persen selama 24 jam. Sementara kerang berhasil hingga 43 persen, dan tiram 12 persen.
Meskipun teruji di laboratorium, Welsh menyadari bahwa belum tentu hasilnya sama di laut lepas.
Baca Juga: Sejak 1976, Sejarawan Ini Sudah Peringatkan Soal Pandemi dari Mutasi Virus Influenza
"Situasinya jauh lebih kompleks, karena banyak spesies hewan lain hadir dan saling memengaruhi," jelasnya.
"Misalnya, jika tiram sedang menyaring virus dan kepiting datang, ia akan menutup katupnya dan berhenti melakukannya. Selain itu, ada faktor-faktor seperti arus pasang surut, suhu, dan cahaya ultraviolet yang perlu dipertimbangkan,” imbuhnya.
Namun setidaknya, hasil studi ini dapat menunjukkan bahwa hewan lalut mampu membasmi partikel virus. Ini dapat dimanfaatkan di masa depan dengan melakukan penelitian lebih lanjut.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | Science Alert,Kompas |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR