Nationalgeographic.co.id - Para peneliti Rusia dari Universitas HSE dan Universitas Terbuka untuk Kemanusiaan dan Ekonomi telah menunjukkan bahwa kecerdasan buatan mampu menyimpulkan kepribadian seseorang dari hasil swafoto.
Bekerjasama dengan perusahaan Rusia-Inggris bernama BestFitMe, para peneliti membuat aliran jaringan saraf tiruan untuk menilai kepribadian berdasarkan foto wajah manusia.
Hasil ini didapat setelah meneliti sampel 12.000 sukarelawan yang mengisi kuesioner laporan diri untuk mengukur sifat-sifat mereka berdasarkan model "Lima Besar" kepribadian, yakni conscientiousness, neuroticism, extraversion, agreeableness dan openness. Selain itu, para peneliti juga mengamati 31.000 swafoto yang diunggah.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan AI yang Dapat Menerjemahkan Isi Otak Menjadi Teks
Responden dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Dilansir dari laman techxplore, serangkaian jaringan saraf digunakan untuk memproses ulang gambar demi memastikan kualitas dan karakteristik yang konsisten dengan ekspresi emosional wajah.
Selanjutnya, jaringan saraf klasifikasi gambar tersebut dilatih untuk menguraikan setiap gambar menjadi 128 fitur invarian untuk memprediksi ciri-ciri kepribadian.
Hasil menunjukkan bahwa dari lima model kepribadian, conscientiousness (sifat berhati-hati) lebih mudah dikenali ketimbang empat sifat lainnya. Kemudian, jaringan saraf tiruan yang mengandalkan gambar wajah juga bisa mengungguli penilaian manusia secara langsung.
Hasil lainnya mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan lebih mudah memprediksi kepribadian wajah wanita ketimbang pria.
Baca Juga: Sayap Burung Kolibri Menginspirasi Pembuatan Drone dan Teknologi Lainnya
Potensi kecerdasan buatan ini dapat digunakan untuk produk yang membutuhkan fitur uji kepribadian bagi konsumennya. Misalnya seperti layanan pelanggan, kencan, atau bimbingan daring.
Dibanding pendekatan tradisional, teknologi ini mampu bekerja dalam kecepatan tinggi dengan biaya yang lebih rendah.
Source | : | techxplore |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR