Nationalgeographic.co.id - Fotografi merupakan wujud gabungan antara imajinasi dan kreativitas. Beragam objek yang ditampilkan, mulai dari manusia, hewan, pemandangan alam, sampai lekuk indah bangunan kuno. Namun kini, ada yang tak biasa: kacang dijadikan sebagai objek utama. Peanut art photography sebutannya.
Begitulah ketika kepekaan dan imajinasi berkesenian diasah, ungkap Dadan Pramadi, seorang fotografer. Kacang bisa menjadi salah satu opsi objek utama gambar kala pandemi memaksa kita berlama berdiam di rumah.
"Kita harus terus berkarya dengan bahan yang ada dengan peralatan seminimal mungkin. Dengan kacang dan kawat dari paper clip, kita dapat membuat dan menyediakan objek foto sendiri," tutur Dadan Pramadi pada National Geographic Indonesia (27/05/2020).
Ia menambahkan, selama pandemi perlu ada kegiatan lain yang tidak hanya memainkan gawai--bisa berkreasi dengan alat dan bahan yang tersedia. Kegiatan itu perlu didokumentasikan dan disebarluaskan supaya menjadi inspirasi, motivasi, dan menghibur.
Tak jarang beberapa teman Dadan di media sosial mengapresiasi peanut art photography baik di dalam maupun luar negeri. Mereka juga ingin membeli produk dan minta diajarkan secara daring.
Memaknai seni foto kacang pun tak sederhana. Semakin beragam karakter, setting, dan harmonisasi menambah keindahanya. Selain kacang mudah didapat dan murah. Rupanya secara anatomi, ia bisa dibentuk sebagai model yang menyerupai manusia maupun hewan.
Seolah melihat dunia dengan cara yang berbeda, Dadan memperlihatkan kacang yang seolah hidup bagai manusia. Misalnya melalui tema sepasang penari balet bertubuh ramping yang serasi, saling meluapkan perasaan cinta dan kebahagiaan.
"Tangan wanita saya bentuk dari paper clip kawat warna merah jambu sebagai representatif wanita dan tangan pria saya bentuk dari kawat warna hijau yang merepresentasikan pria yang jatuh cinta," Dadan menjelaskan karyanya.
Posisi kaki dan tanganya berbentuk seperti penari balet. Jika dilihat, latar partitur lagu klasik menambah kesan harmoni pada gesturnya. Seolah terbayang lantunan irama merdu yang mendukung suasana romantis.
Source | : | wawancara dadan pramadi |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR