Nationalgeographic.co.id - Dalam waktu dekat, NASA akan segera meluncurkan misi ke Mars. Pada 30 Juli 2020, rover Perseverance diharapkan dapat bergabung dengan "Hope" milik Uni Emirat Arab dan Tianwen-1 dari Tiongkok, dalam perjalanannya menuju Planet Merah.
Begitu mendarat di Kawah Jezero di Mars (diperkirakan pada 18 Februari 2021), Perseverance akan mulai menyelidiki geologi lingkungan sekitarnya dan menilai apakah itu layak huni.
Tidak hanya itu, misi ini juga akan melakukan kegiatan lain. Untuk pertama kalinya, dua mikrofon pada Perseverance akan menangkap suara yang ada di Mars. Ini dilakukan untuk membantu ilmuwan mengetahui komposisi batuan di planet tersebut dengan mendengar suara letupan mereka hingga membantu memeriksa instrumen rover.
Namun, fungsi utama mikrofon sepertinya untuk menjawab pertanyaan sejak dulu mengenai bagaimana situasi di Mars.
Baca Juga: Tianwen-1, Misi Mars Pertama Tiongkok Berhasil Diluncurkan
Perjuangan mendapatkan suara Planet Merah tidaklah mudah. Setidaknya tiga percobaan pernah dilakukan sejak pertama kali mengirim mikrofon ke sana pada 1999, tapi tidak pernah sukses.
Mikrofon yang ada di tubuh Perseverance belum berubah banyak dari desain awal. Mereka tetap di dalam kotak kecil yang rapi dengan berat sekitar 30 gram (1 ons).
"Menunggu suara pertama dari Mars sangat menegangkan," ungkap Louis Friedman, pendiri Planetary Society dan kekuatan di balik Mars Microphone.
Pepatah lama mengatakan bahwa "di ruang angkasa tidak ada yang bisa mendengar Anda menjerit", tapi itu tidak sepenuhnya benar. Suara adalah gelombang mekanis yang membutuhkan media untuk melakukan perjalanan.
Meskipun ruangnya sangat kosong, ia bukan ruang hampa. Masih ada partikel yang tersebar di sekitar yang dapat mengirimkan gelombang suara, terutama di daerah yang lebih padat di sekitar planet.
Baca Juga: Uni Emirat Arab Berhasil Luncurkan Misi Pertamanya ke Mars
Pada permukaan Mars, tekanan atmosfer sangat kecil, kurang dari 1% dari tekanan permukaan laut Bumi. Namun bahkan pada tekanan ini, sinyal akustik dalam rentang frekuensi pendengaran manusia dapat dideteksi.
Akankah kita mendengar suara angin yang berputar, sejenis petir di dalam badai pasir, atau sesuatu yang sama sekali tak terduga? Hanya waktu yang akan menjawab dan itu tidak lama lagi.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR