Dua minggu kemudian, Dr. Martin Towner, ketua operasional tim, memimpin enam orang untuk mencari meteorit di situs jatuhnya meteorit pada November 2019 lalu, tepatnya di barat daya bandara Forrest, Nullarbor, Australia.
Baca Juga: Setelah 600 Ribu Tahun, Manusia Akan Kembalikan Batuan ke Planet Mars
Setelah melakukan pencarian selama empat jam, mereka menemukan meteorit seberat 300 gram sebelumnya dilihat DFN pada 18 November 2019 malam.
Meteroit tersebut berasal dari orbit yang berbeda, menunjuk ke bagian tengah sabuk asteroid utama. Saat ini, tim peneliti sedang bekerja untuk mengungkap rahasia apa yang dimiliki oleh kedua batu itu.
Para peneliti dapat mempelajari lebih lanjut tentang meteorit di Bumi dengan menganalisis data yang dikumpulkan oleh kamera DFN. Kamera ini secara berkelanjutan mengambil gambar langit di malam hari. Ketika lebih dari satu stasiun kamera mendeteksi adanya bola api, para peneliti akan diberitahu. Mereka pun menganalisis data, mempelajari lebih lanjut tentang bola ai tersebut, dan berusaha menemukannya.
Source | : | spacedaily.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR