Nationalgeographic.co.id – Sebuah foto yang ditangkap oleh para astronaut dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), tunjukkan fenomena menakjubkan di atmosfer Bumi.
Pada gambar tersebut, yang diambil ISS ketika terbang di atas semenanjung Alaska, warna indah yang dihasilkan merupakan partikel di atmosfer atas Bumi yang sedang berinteraksi dengan berbagai cara—menghasilkan dua fenomena atmosfer berbeda dalam satu foto.
Baca Juga: Observatorium Pencari Tanda Kehidupan Alien Mengalami Kerusakan
Dilansir dari Science Alert, fenomena pertama merupakan aurora, yakni ditunjukkan dengan garis berwarna hijau dan merah yang berkilau pada gambar. Aurora terjadi ketika partikel bermuatan dari angin matahari menghantam magnetosfer Bumi—semacam jubah pelindung di mana partikel-partikel tersebut berada di sekitar medan magnet. Bercampur dengan gas atmosfer seperti oksigen dan nitrogen, partikel pun menciptakan warna-warna yang kita kenal sebagai aurora.
Kemudian, karena terangsang oleh angin matahari, atom oksigen di ketinggian tertinggi melepaskan energi berlebih ini sebagai cahaya merah, sedangkan hijau berasal dari oksigen tereksitasi atau molekul nitrogen yang melepaskan energi di ketinggian yang lebih rendah.
Namun, bukan hanya aurora yang ada dalam gambar tersebut. Bergeser ke kanan foto, terlihat pita cahaya di atas planet. Itu disebut dengan ‘airglow’, garisnya lebih halus dari aurora, tapi sama menakjubkannya.
Untuk memahami ‘airglow’—khususnya nightglow--Anda perlu ingat bahwa langit malam tidak pernah sepenuhnya gelap. Sebaliknya, atom menghasilkan 'emisi' karena berada dalam keadaan tereksitasi. Misalnya, oksigen yang telah dipecah pada siang hari bergabung kembali dan melepaskan energi ekstra mereka sebagai foton di malam hari. Molekul nitrogen dan reaksi antara nitrogen dan oksigen ini lah yang juga berkontribusi pada cahaya tersebut.
Baca Juga: Dari Mana Cairan di Mars Berasal? Peneliti Temukan Petunjuk Baru
Foton yang dilepaskan berwarna hijau, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Namun, warna kuning terkadang muncul di lapisan bawah (sekitar 80 hingga 100 kilometer di atas permukaan bumi).
Meteor pecah di lapisan atmosfer ini, dan melepaskan atom natrium ke udara. Oleh sebab itu, lapisan tersbeut dinamai lapisan natrium—atom natrium yang tereksitasi akan menghasilkan cahaya kuning yang mencolok.
Sebagai bonus, matahari terbit di belakang Bumi menyebabkan tepi planet tampak berwarna biru tua.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR