Nationalgeographic.co.id—Cinta barangkali adalah persoalan yang selalu menarik untuk dibahas, bukan hanya pada hari Valentine, melainkan juga di hari-hari lainnya.
Bagaimana tidak, cinta sudah seperti kebutuhan yang tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dengan cinta, kehidupan jadi lebih berwarna.
Cinta dapat memengaruhi seseorang, membuat tergila-gila dan terpaku pada seseorang. Bahkan, seseorang rela melakukan hal apa pun demi orang yang dicintainya.
Hal ini bukan sekadar imajinasi. Namun, secara sains pun dapat dijelaskan secara gamblang. Tak dapat dipungkiri, cinta dapat memegaruhi otak dan tubuh Anda.
Kondisi Otak saat Seseorang sedang Jatuh Cinta
Perubahan otak yang dipicu oleh cinta tentu saja memengaruhi suasana hati dan perilaku Anda saat perasaan ini masih baru.
Namun, beberapa efeknya bertahan lama setelah cinta pertama kali muncul dan terus memperkuat komitmen Anda seiring berjalannya waktu.
Melansir Healthline, berikut ini adalah beberapa dampak utama dari jatuh cinta:
1. Euforia
Saat jatuh cinta, Anda akan merasakan kegembiraan yang meluap-luap dan euforia saat menghabiskan waktu bersama orang yang Anda cintai, baik dengan melihat atau mendengar nama mereka.
Anda dapat melacak efek normal dari jatuh cinta ini kembali ke neurotransmitter dopamin.
Sekadar memikirkan seseorang yang Anda sayangi sudah cukup untuk memicu pelepasan dopamin, yang membuat Anda merasa gembira dan berhasrat melakukan apa pun untuk melihatnya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR