Register | Login
  • Berita
    • Sains & Teknologi
    • Sosial
    • Budaya
    • Arkeologi
    • Sejarah
    • Alam
    • Lingkungan
    • Kesehatan
    • Antariksa
    • Travel
  • Foto Lepas
  • Majalah
    • Feature
    • Feature Ekstra
    • Foto Feature
    • Foto Imaji
    • Foto Kilas Balik
    • Foto Di Balik Layar
  • Indonesia 360
    • Jelajah Inspirasi Pendidikan Negeri
    • Jelajah Pulau Samosir dan Danau Toba
    • Teroka Wajah Ibu Kota
    • Kelana di Timur Pulau Jawa
    • Jelajah Karst Sangkulirang Mangkalihat
    • Pesona Alam dan Budaya Kepulauan Togean
    • Menyelami Teluk Cenderawasih
  • Jurnal Xplorasi
  • Home
  • BUDAYA
Brandstory
Konten Ini Merupakan Kerjasama NGI dengan Pertamina

Kisah Surat Wiyoto, Melindungi Hidup Merak Hijau Demi Lestarikan Reog Ponorogo

Yussy Maulia - Senin, 30 November 2020 | 14:17 WIB
Burung merak hijau di penangkaran Pak Surat Wiyoto di Madiun.
Burung merak hijau di penangkaran Pak Surat Wiyoto di Madiun.

Nationalgeographic.co.id – Seiring dengan modernisasi kesenian reog ponorogo semakin terimpit. Bukan hanya jumlah pelaku keseniannya yang merosot, ketersediaan bahan untuk membuat dadhak merak yang jadi daya tarik utama kesenian pun semakin langka.

Sebagai informasi, dadhak merak—topeng raksasa yang digunakan dalam kesenian—dibuat dari bulu merak hijau atau dalam bahasa ilmiah disebut Pavo muticus. Namun, konservasi kesenian ini perlahan menemukan titik terang. Terutama dalam hal penyediaan bahan pembuat dadhak merak.

Harapan tersebut datang dari Surat Wiyoto, seorang petani di Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, yang membuat penangkaran merak hijau. Surat sebelumnya tidak pernah belajar mengenai konservasi hewan endemik Pulau Jawa tersebut.

Kisahnya membuat penangkaran tersebut diawali dari sebuah ketidaksengajaan. Ia mengenang, suatu hari pada 1998, dirinya menemukan empat butir telur merak hijau saat sedang mencari rumput di Hutan Sampung.

Baca Juga: Data Terbaru: Tiga Miliar Hewan Terdampak Kebakaran Hutan Australia

“Telur-telur tersebut kemudian saya letakkan bersama ayam-ayam di kandang berukuran 4x4,5 meter. Lima belas hari kemudian telur-telur itu menetas. Saya mendapati dua ekor betina dan dua ekor jantan,” kisah Surat kepada tim National Geographic Indonesia ketika berkunjung ke penangkaran miliknya, Rabu (18/11/2020).

Dengan telaten Surat mengurus dua pasang merak hijau tersebut hingga akhirnya berkembang biak. Namun, niat baiknya merawat dan meneruskan hidup merak-merak hijau tersebut sempat membuatnya terjerat masalah.

Ia tidak tahu bahwa membuat penangkaran satwa langka seperti merak hijau memerlukan izin. Alhasil, penangkarannya dianggap ilegal. Pada 2010, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Wilayah 1 Madiun menyegel penangkaran milik Surat.

Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Jawa Timur Wilayah 1 Madiun Tri Wahyu Widodo, yang juga turut hadir pada kesempatan tersebut menceritakan, saat itulah Surat Wiyoto mulai mengajukan izin penangkaran.

“Waktu itu sudah ada anakannya. Empat tahun kemudian baru (Surat) mengantongi izin,” ujar Tri.

  • 1/
  • 2/
  • 3/
  • Show all

Video Pilihan

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
PERTAMINA
  • Sungai brantas

  • Pt pertamina (persero)

  • Merak hijau

Penulis : 1
Editor : Sheila Respati

KOMENTAR

Popular

Kecamuk Perang Jawa: Suratan Tragis Sang Pangeran yang Kesepian di Zaman Edan
Sejarah Kecamuk Perang Jawa: Suratan Tragis Sang Pangeran yang Kesepian di Zaman Edan
Budaya Indis, Pupusnya Jejak Akulturasi Budaya Eropa dan Nusantara
Budaya Budaya Indis, Pupusnya Jejak Akulturasi Budaya Eropa dan Nusantara

Tag Popular

#peta Dunia

#manfaat Daun Patikan Kebo

#evolusi

#bumi Datar

#penemuan Fosil

#sejarah Dunia

#virus Zombie

#gunung Padang

#kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

#flat Earth

GridNetwork

Beauty Date | Bobo | Bolanas | Bolasport | BolaStylo | Cerdas Belanja | CewekBanget | Fotokita | Grid Fame | Grid Games | Grid Health | Grid Hot | Grid Motor | Grid Pop | Grid Star | Grid.ID | Gridoto | Hai | HIts | Hype | iDEA | Info Komputer | Intisari | Jip.co.id | Juara | Kids | Kitchenesia | MakeMac | Motorplus | Nakita | National Geographic | Nextren | Nova | Otofemale | Otomania.com | Otomotifnet.com | Otorace | Otoseken | Parapuan | Sajian Sedap | Sosok | Sportfeat | Stylo | Suar | SuperBall | Video | Wiken | Gridstore.id | Gridvoice | GRID Story Factory | Gramedia.com | Gramedia Digital | KG Media

Hak Cipta © Nationalgeographic.CO.ID 2021 About Us | Editorial | Management | Privacy | Pedoman Media Siber | Contact Us