Baca Juga: Gedung Thamrin, Saksi Sejarah Bangsa Indonesia
Pada 1932 ketika Soekarno bebas dari Penjara Sukamiskin di Bandung, M.H. Thamrin menjemputnya dan membawanya ke Stadion VIJ di Batavia. Soekarno diminta untuk “melakukan kick off pertama” di sebuah pertandingan di stadion tersebut. Peristiwa tersebut sekaligus mengumumkan kepada banyak orang di Batavia bahwa Soekarno telah bebas.
“Maka semua itu menunjukkan bahwa sepakbola adalah bagian dari pergerakan kebangsaan, dan pergerakan kebangsaan sudah pulih dengan hadirnya Soekarno ke tengah lapangan pergerakan.”
M.H. Thamrin yang merupakan politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia di era Hindia Belanda mendorong para anggota perkumpulan-perkumpulan sepakbola di Batavia untuk membuat perkumpulan sepakbola yang bersifat nasional. “Thamrin mendorong lagi bahwa persatuan itu nggak cukup hanya dengan bond-bond sepakbola di Jakarta. Jadi dia mendorong untuk membuat bond sepakbola tingkat Indonesia, tingkat nasional,” tutur JJ Rizal.
“Nah orang-orang dari VIJ inilah yang mendorong ide membuat bond sepakbola yang sifatnya nasional atau Indonesia. Jadi bergeraklah anak-anak VIJ ini untuk menyatukan bond-bond sepakbola yang ada di Solo, Mataram, Surabaya untuk membuat perkumpulan yang sifatnya nasional. Jadi ide persatuan itu juga bergerak di lapangan sepakbola."
Baca Juga: Kematian Suporter Persija: Rivalitas di Indonesia Terlampau Kejam
Akhirnya, pada 19 April 1930 berdirilah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Soeratin Sosrosoegondo dari Yogyakarta menjadi ketua umum pertamanya. Seperti yang dikatakan JJ Rizal, terbentuknya PSSI ini tak lepas dari peran orang-orang VIJ. Sebelumnya PSSI resmi didirikan, pada awal 1930 Soeratin sempat berkunjung ke Batavia dan menginap di suatu hotel di Jalan Kramat. Salah satu senior dari VIJ kemudian mendatanginya dan memintanya untuk membuat perkumpulan sepakbola nasional Indonesia.
“Jadi bisa kita katakan sejarah sepakbola di Jakarta ini bukan hanya sepakbola Jakarta, tapi juga sejarah sepakbola nasional. Dan di situ ada peranan penting orang yang namanya Mohammad Husni Thamrin,” tegas JJ Rizal.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR