Kini usia Wisdom sendiri diyakini minimal sudah 70 tahun. Sebab, pada tahun 1956, secara konservatif ia diperkirakan berusia lima tahun, usia paling awal ketika seekor burung albatros bisa mencapai kematangan seksual.
Selama bertahun-tahun sebagai burung laut, Wisdom telah berhasil menghindari berbagai bahaya mematikan seperti tsunami dan hiu pemangsa. Selain itu ia telah menghadapi berbagai ancaman baru yang ditimbulkan oleh manusia, seperti pemanasan laut karena perubahan iklim, polusi plastik, dan tali pancing.
Sejak itu, Wisdom telah menjadi kesayangan warga di internet, baik di dalam maupun luar negeri. Khusus di Hawaii, jenis burung Laysan albatross yang dikenal sebagai mōlī, telah menjadi kesayangan tersendiri karena memegang posisi penting dalam budaya asli sebagai simbol dewa Lono, yang mewakili hujan dan pertanian.
Baca Juga: Riset: 65% Sampah Laut di Pantai Imbas dari Sektor Pariwisata
Ketenarannya telah menarik perhatian netizen dan masyarakat dunia pada umumnya akan bahaya yang sedang dihadapi burung-burung laut dan Laysan albatross pada khususnya, kata Beth Flint, ahli biologi satwa liar Fish and Wildlife Service di Honolulu.
"Dia burung dengan masa hidup yang sebanding dengan manusia," kata Flint. “Saya pikir kontribusinya yang terbesar adalah minat yang dia rangsang pada orang-orang. Dia juga menarik lebih banyak orang ke dalam sains."
Kehidupan burung albatros sempat terancam berkurang drastis akibat ulah manusia, meski kini populasi mereka telah mulai membaik. Berdasarkan laman resmi Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union for Conservation of Nature (IUCN), tren populasi albatros mulai stabil dan di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 1,6 juta burung albatros.
Meski demikian, mereka masih rentan terkena dampak negatif gaya hidup manusia global. Albatros yang suka memangsa apa pun yang mengambang di atas permukaan air rentan memakan sampah plastik yang telah banyak mencemari laut di seluruh dunia.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR