Hasilnya, kucing ternyata lebih vokal ketika berhadapan dengan pemiliknya daripada orang asing. Tetapi para peneliti menganggapnya bukan sebagai bukti tambahan yang menunjukkan kucing memiliki ikatan erat dengan pemiliknya.
Baca Juga: Kucing Sama Cerdasnya dengan Anjing
Menurut mereka, vokalnya kucing ini bisa jadi merupakan tanda frustasi atau respon yang dipelajarinya. Tak ada tanda-tanda keterikatannya pada sesuatu yang berhubungan dengan majikannya.
"Di situasi lain, individu [kucing] peliharaan berusaha untuk tetap dekat dengan majikannya, [dengan] menunjukkan tanda-tanda kesusahan ketika mereka berpisah, dan menunjukkan kesenangan ketika sosok keterikatan mereka kembali, tetapi tren ini tidak terlihat selama penelitian kami," ungkap Mills.
Sedangkan dalam pengamatan pada anjing yang dilakukan pada 1998, ternyata anjing menganggap majikannya sebagai tempat berlindung.
"Hubungan anjing dengan manusia dianalogikan dengan perilaku keterikatan anak-orang tua dan simpanse-manusia, karena fenomena perilaku yang diamati dan klasifikasinya mirip dengan yang dijelaskan dalam interaksi ibu-bayi," tulis mereka dalam laporan.
Penelitian itu juga dilakukan lewat metode yang serupa dengan yang dilakukan Mills dan rekannya. Mereka menyebutnya dengan Ainsworth Strange Situation Test (SST).
Mills dan Potter menulis, mungkin kucing lebih suka berinteraksi dengan pemiliknya, tetapi tidak bergantung pada mereka ketika berada di lingkungan atau situasi yang tak dikenalinya.
Para peneliti percaya, sikap apatis mereka pada majikannya merupakan sifat asli speseis mereka yang mandiri dan pemburu yang soliter.
Source | : | PLOS ONE,Jurnal Ilmiah |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR