Nationalgeographic.co.id—Pada 1964, sebuah penemuan mengejutkan terjadi di Tiongkok. Sebuah makam berisi sisa-sisa ratusan kuda, tersusun rapi dalam barisan.
Kompleks penguburan megah dan jumlah kurban yang besar ini dengan jelas menunjukkan bahwa sang pemilik makam adalah seseorang yang berkedudukan tinggi. Tak lama kemudian para peneliti berhasil mengidentifikasi bahwa makam itu milik Adipati Jing dari Qi, dan sisa-sisa tubuh ratusana kuda di sana adalah bentuk pengorbanan untuk menghormati penguburan pria bangsawan itu.
Ancient Origins mengisahkan, dari tahun 547 sampai 490 Sebelum Masehi Negara Qi diperintah oleh Adipati Jing dari Qi tersebut. Qi adalah salah satu negara yang pernah berdiri pada masa Dinasti Zhou di Tiongkok. Ibu kotanya adalah Yingqiu yang terletak di kota Zibo modern di Shandong.
Adipati Jing diberi nama Lü Chujiu saat lahir, dan nama leluhurnya adalah Jiang. Adipati Jing adalah gelar yang dia dapatkan setelah kematiannya.
Jing lahir dari selir Adipati Ling dari Qi, dan memiliki kakak tiri bernama Adipati Zhuang. Ayah mereka meninggal pada tahun 554 Sebelum Masehi, dan digantikan oleh Adipati Zhuang.
Cui Zhu, seorang menteri yang kuat, mendukung Adipati Zhuang, sampai Adipati Zhuang berselingkuh dengan istri Cui Zhu. Akibatnya, Chi Zhu membunuh Adipati Zhuang pada 548 Sebelum Masehi.
Baca Juga: Ada Pertanda Buruk di Balik Warna Oranye Langit Kota Beijing
Setelah kematian saudaranya, Adipati Jing naik takhta. Dengan Adipati Jing di atas takhta, Cui Zhu dan bangsawan Qing Feng mengambil kendali negara sebagai wakil perdana menteri.
Setelah banyak kekacauan di Negara Qi yang disebabkan oleh kerusuhan antara Cui Zhi dan Qing Feng, Adipati Jing menunjuk Yan Ying sebagai perdana menteri. Setelah itu dimulailah periode perdamaian dan kemakmuran bagi Negara Qi.
Adipati Jing menikah dengan Putri Yan Ji dari Negara Bagian Yan. Putra mereka menjadi putra mahkota Qi. Namun dia meninggal pada masa pemerintahan Adipati Jing.
Adipati Jing memiliki setidaknya lima putra dewasa lainnya --atau bahkan lebih-- tetapi dia memilih putra bungsunya, Pangeran Tu, sebagai putra mahkota yang baru. Pangeran Tu lahir dari seorang ibu berstatus rendah, dan ia masih kecil saat dinobatkan sebagai putra mahkota.
Untuk memastikan dukungan untuk putra bungsunya, Adipati Jing memerintahkan para menteri dari klan Guo dan Gao untuk mendukung Pangeran Tu. Putra-putra Adipati Jing lainnya diasingkan ke kota terpencil Lai. Segera setelah itu, Adipati Jing meninggal pada tahun 490 Sebelum Masehi.
Baca Juga: Studi atas Kuburan Massal Kuno di Kroasia Ungkap Sisi Gelap Manusia
Meskipun Pangeran Tu dilantik di atas takhta, beberapa klan melancarkan kudeta, dan putra Adipati Jing Pangeran Yangsheng kemudian dibawa kembali untuk mengambil alih takhta. Pangeran Yangsheng membunuh Pangeran Tu dan mengambil alih kekuasan. Ia kemudian dikenal sebagai Adipati Dao dari Qi.
Adipati Jing dari Qi dimakamkan di Yatou di Distrik Linzi di Zibo, Provinsi Shandong. Di sisi utara makam, para arkeolog menemukan penguburan kurban 145 kuda di dalam lubang berukuran panjang 215 meter, dan mengelilingi tiga sisi makam.
Beberapa tahun kemudian, 106 kerangka kuda lainnya ditemukan di makam itu, sehingga total menjadi 251. Kuda-kuda itu diyakini masih muda, berusia antara 5 sampai 7 tahun saat dikorbankan. Kuda-kuda itu juga diyakini telah diberi alkohol sampai mereka pingsan, lalu kepala mereka dipukuli sampai mati.
Penggalian makam dihentikan pada 2003 karena persiapan yang tidak memadai. Namun, para arkeolog pada saat itu memperkirakan bahwa mungkin ada hingga 600 kuda lagi yang dikuburkan untuk menghormati Adipati Jing, bersama dengan 30 anjing, dua babi, dan enam hewan peliharaan lainnya.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Salah Satu Kuburan Perempuan Paling Mewah di Eropa
Setelah jeda selama 16 tahun, penggalian di makam Adipati Jing kini telah dilanjutkan kembali. Para ahli akhirnya dapat memastikan jumlah kuda yang terkubur di sana. Kantor Berita Xinhua mengungkapkan bahwa lebih dari 3.000 peninggalan budaya telah digali selama penggalian awal, dan lebih banyak lagi yang diharapkan dapat ditemukan selama 8 bulan ke depan saat para arkeolog melanjutkan eksplorasi.
Situs Makam Adipati Jing dari Qi sekarang menjadi museum, dan merupakan Situs Sejarah dan Budaya Nasional. Situs tersebut juga sedang dipertimbangkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
Sisa-sisa kuda kurban ini merupakan penemuan yang luar biasa, karena sulit membayangkan kerumitan pengorbanan sebesar itu. Menurut catatan sejarah, Adipati Jing tergila-gila dengan kuda, yang menunjukkan bahwa kurban ini dilakukan sebagai tanda kehormatan besar kepada sang raja yang telah mangkat itu.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR