Nationalgeographic.co.id—Sutra, teh, dan rempah bukanlah satu-satunya benda-benda yang dibawa oleh para penjelajah dalam Jalur Sutra. Kotoran penjelajah menunjukkan bahwa infeksi penyakit pun ikut bersama dalam perjalanan ekspedisi tersebut.
Para peneliti menemukan feces (kotoran manusia) berusia 2.000 tahun dari sebuah kakus dalam Jalur Sutara di derah barat laut Tiongkok. Dalam kotoran itu ditemukan cacing hati cina, cacing parasit yang biasanya ditemukan 930 mil jauhnya dari lokasi temuan feces..
Peneliti menunjukkan bahwa para penjelajah telah terinfeksi parasit dalam perjalanan jarak jauh mereka ini. "Ini adalah bukti awal penyebaran infeksi penyakit sepanjang Jalur Sutra, dan pertama kali ditemukannya bukti situs arkeologi yang ada sepanjang Jalur Sutra itu sendiri," ujar Piers Mitchell, palepantropologis University of Cambridge.
Baca Juga: Makam Dinasti Han Penuh Giok Ditemukan di Jalur Sutra Tiongkok
Para peneliti menemukan kotoran pada "tongkat higenis" yang terbuat dari kayu atau bambu dengan kain yang melilitnya, yang digunakan orang-orang tersebut untuk membersihkan pantat mereka.
Di bawah mikroskop, peneliti melakukan pengetesan pada sisa-sisa kotoran pada tujuh tongkat tersebut, dan hasilnya menunjukkan bahwa tongkat tersebut memiliki tanda-tanda adanya parasit kuno.
Mereka menemukan telur-telur dari empat spesies cacing parasit berbeda pada kotoran tersebut. Termasuk telur cacing pita cina, parasit yang menyebabkan diare, penyakit kuning, hingga kanker hati.
Baca Juga: Menyusuri Tempat-tempat Terliar dan Terindah di Pakistan
Namun, cacing pita cina hidup di daerah yang basah agar dapat melengkapi perputaran hidup mereka, dan para peneliti menemukan telur-telur di bagian timur Tamrin Basin, wilayah gurun Taklamakan.
Para peneliti mencatat bahwa tidak ada cara untuk cacing pita cina datang dari area seperti itu. Spesies seperti itu biasanya ada di daerah Provinsi Guangdong, yang jaraknya sekitar 1.240 mil dari lokasi tersebut.
"Saat pertama kali aku melihat cacing pita cina lewat mikroskop, saya tahu bahwa kita telah menemukan hal penting," ujar kepala penelitian Hui-Yuan Yeh dari University of Cambridge.
Sementara dalam penelitian sebelumnya, peneliti menunjukan bahwa para penjelajah Jalur Sutra itu membawa beragam penyakit seperti pes, anthrax, dan kusta.
Baca Juga: Nasib Kapal-Kapal Kuno yang Tenggelam di Jalur Rempah Nusantara
Sebagai contohnya, Tiongkok dan Eropa sama-sama terkena penyebaran penyakit pes. Namun, wabah tersebuth dapat tersebar antara Tiongkok dan Eropa lewat India ke daerah selatan, atau lewat Mongolia dan Rusia ke utara, jelas peneliti. Di lain kata, tidak ada bukti yang menunjukkan wabah tersebut menyebar sepanjang Jalur Sutra.
Telur-telur parasit itu ditemukan di sebuah situs bernama Xuanquanzhi, Provinsi Gansu, barat daya Tiongkok, yang telah ada antara 111 SM hingga 109 M.
Parasit lain di temukan dalam kotoran kuno ini—cacing gelang, cacing cambuk, cacing pita—menunjukan bahwa para penjelajah telah menyantap makanan yang terkontaminasi kotoran manusia. Boleh jadi kontaminasi lewat pupuk, atau juga makan daging setengah matang.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR