Lebih dekat dengan lokasi peneliti, peradaban Timur Tengah di Mesopotamia juga mempercayai mitos bahwa jiwa yang mati akan turun ke Dunia Bawah lewat relung yang berada di tanah.
Para arkeolog lain ketika mengungkapkan cadas di Raja Ampat, Papua juga mengungkapkan bahwa lukisan itu ditujukan untuk aktivitas ritual tertentu. Lokasi itu pun tampak berada di tempat yang sukar dikunjungi.
Baca Juga: Menyingkap dan Memetakan Keunikan Gambar Cadas di Perairan Papua
"Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa gua-gua yang berhiaskan gaya Paleolitik Atas digunakan sebagai ruang liminal dan portal ke dunia bawah," tulis Kedar dan tim. "Dengan alasan lebih lanjut bahwa memasuki gua-gua ini mungkin telah menyebabkan keadaan kesadaran yang berubah."
Jika kondisinya demikian, agar kesadaran tetap terjaga di tengah ruang gelap, mereka harus merangkak ke lokasi tempat mereka melukis cadas. Sebab sisa ruang gua selain oksigennya rendah, juga sudah terisi oleh asap obor.
"Kami berpendapat bahwa memasuki gua yang terdalam dan gelap ini adalah pilihan mereka yang disengaja, dimotivasi oleh pemahaman tentang sifat perubahan dari ruang bawah tanah yang minim oksigen," tulis mereka dalam kesimpulan.
Source | : | Jurnal Ilmiah |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR