Nationalgeographic.co.id—Biasanya, bayi lahir dengan masing-masing organ jenis kelaminnya. Dalam beberapa kasus pun, bisa saja berkelamin ganda yang nantinya ketika dewasa bisa menentukan salah satu dari jenis kelamin untuk dicatat dalam pendudukan sipil, seperti pembuatan KTP.
Baru-baru ini dilaporkan dari Duhok, Irak, terdapat bayi yang lahir dengan kondisi tiga penis atau disebut trifalia.
Dalam laporannya di International Journal of Surgery Case Reports November 2020, para peneliti menyebutnya sebagai kasus pertama pada manusia. Kondisi itu terjadi selama perkembangan embrio dalam kandungan.
Ketika anak laki-laki itu berusia tiga bulan, para dokter melihatnya, dan memberikan operasi untuk mengangkat dua lingga. Dua lingga itu merupakan tambahan yang berada di pangkal penis dan skrotum asli yang berada di tempat biasanya penis berada.
Baca Juga: Mengenal Blob, Makhluk Misterius yang Memiliki 720 Kelamin
"Ada banyak anomali terkait yang dilaporkan pada pasien itu, ini mungkin termasuk kelainan pada meatus seperti hipspadia, atau epispadius, anomali skrotum seperti skortum bifid, anomali testeis seperti testis ektopik yang tidak turun, anomali blabber yang lebih rendah, atau kelainan pada pencernaan, tulang rangka atau panggul, atau kelainan jantung," tulis mereka.
"Ketika bayi memiliki kelainan kongenital utama yang terkait, hal ini dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi."
Setahun setelah dioperasi, bayi itu diperiksa kembali oleh para peneliti. Hasilnya, anak lelaki itu berada dalam kondisi normal.
Tingkat perkembangan lingga tambahan ini berbeda setiap individu. Pada kasus yang ditangani para peneliti, penis itu mengandung jaringan ereksi (corpus cavernosum) yang membengkak dengan aliran darah yang tinggi.
Penis itu juga memiliki corpus spongiosum yang merupakan penopang uretra atau saluran untuk urin keluar.
Baca Juga: Penemuan Unik, Lebah Berjenis Kelamin Setengah Betina Setengah Jantan
Mereka menulis, kondisi seperti penis ekstra merupakan kejadian yang sangat langka. Secara perbandingan berkisar 5 juta hingga 6 juta banding satu di setiap kelahiran.
Sebelum trifalia diungkapkan para peneliti, difalia juga pernah terjadi pada manusia di Case Reports in Urology yang dipublikasikan Juni 2018.
Penyintas difalia yang diteliti para ilmuwan St. Louis University School of Medicine itu merupakan donor, dan sudah meninggal sekitar awal 2000-an di usia 84 tahun. Pria itu memiliki dua lingga utuh dengan lubang uretra di antara kedua pangkalannya.
Para ilmuwan itu pun melakukan pengujian genetik untuk mengetahui alasan perkembangan langka itu.
Hasil dari pengamatan difalia itu mengungkapkan bahwa ditemukan adanya penyimpangan dan mutasi dalam gen. Mutasi gen ini terjadi pada beberapa kasus yang berperan pada silia dalam sel embrio.
Silia sendiri berkembang untuk membawa protein ke seluruh embrio yang sedang berkembang.
Mutasi ini selanjutnya berpengaruh pada perkembangan genital ekternal laki-laki dapat menjadi difalia. Fenomena ini juga dapat menyebabkan hipospadia, yakni kondisi lubang kencing yang berada di bawa penis--bukan di ujung seperti pada umumnya.
Baca Juga: Memahami Hipospadia, Kelainan Kelamin yang Dialami Aprilia Manganang
Sebelumnya, kasus trifalia sempat terjadi pada moluska gastropoda (Hexaplex trunculus) sekitar pesisir Samudera Atlantik dan Mediterania. Temuan itu terjadi diungkapkan Tahani El Ayari dan tim dari Department of Sciences of Bizerta, University of Carthage di Journal of Aquaculture Research & Development tahun 2017.
Tak hanya trifalia, mereka juga menemukan difalia, afalia (tak berkelamin), dan kecacatan lain pada gastropoda lainnya. Mereka menemukan bahwa fenomena ini terjadi akibat masalah lingkungan yang berdampak negatif di sekitar lokasi temuan.
"Tetapi [kecacatan] itu juga dapat muncul secara alami," tulis para peneliti.
Fenomena ini belum sepenuhnya jelas bagi para ilmuwan bagaimana mutasi dalam gen bisa terjadi. Padahal kasus trfalia di Irak yang dilaporkan itu terlahir dengan keadaan sehat, dan pihak keluarga tak memiliki riwayat medis yang buruk.
Kondisi penis tambahan difalia dalam sejarah pertama kali dilaporkan pada 1609 oleh Jacob Wecker di Amerika Serikat. Kemudian baru berkembang 100 kasus tercatat terkait fenomena ini hingga trifalia yang kini langka ditemukan, tulis peneliti.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR