"Setiap melon Jepang yang anda lihat di pertanian kami hampir seperti karya seni," kata Seh Cheng Siang, direktur dan salah satu pendiri Mono, di perkebunan perusahaan di ibu kota administratif Malaysia, Putrajaya pada Reuters.
Sejak abad terakhir, petani di Jepang telah menyempurnakan seni membudidayakan melon ini, yang dihargai karena rasanya dan bentuknya yang bulat, dan dijual di toko-toko kelas atas sebagai barang mewah.
Dalam upaya menyamai kualitas ini, para petani harus bersaing dengan iklim tropis Malaysia yang panas dan lembab, jauh dari kondisi iklim Jepang.
"Kami harus memastikan bahwa nutrisi, penyiraman dan penumpukan dilakukan dengan sangat konsisten dan tepat," kata Seg=h seraya menambahkan bahwa mereka mencoba menanam lebih dari 10 varietas melon Jepang, sebelum mereka menemukan yang tepat.
Baca Juga: Siap-Siap Lepas Landas, Rusia Akan Kembali Lagi ke Bulan Tahun Ini
Setelah membawa bibit melon dari Jepang, para petani Malaysia melakukan perjalanan ke perkebunan Jepang untuk mempelajari metode budidaya yang akan dicoba dan ditiru di Mayalsia.
Mereka juga menggunakan trial and error untuk mengatasi tantangan seperti menentukan komposisi optimal nutrisi yang diberikan pada tanaman melon.
200 melon pilihan Mono yang pertama telah terjual habis, terutama berkat penjualan daring. Masing-masing seharga 168 ringgit ($ 40,70), sekitar spertiga dari harga biasanya varietas Jepang.
"Sangat menarik mengetahui bahwa sebagai orang Malaysia, kami sebenarnya dapat menanam melon kualitas Jepang di Malaysia," kata Elaine Chow, seorang pelanggan yang menghadiri acara baru-baru ini di rumah kaca.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR