Yudo juga memaparkan, berdasarkan hasil kontak visual tersebut, kapal selam KRI Nanggala-402 telah terbelah menjadi tiga bagian seperti pada bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, hingga bagian haluan yang terlepas. Ia mengatakan, ada bagian kapal yang masih utuh tetapi terdapat bagian yang retak kecil.
Menurut Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Maka berarti tekanan hidrostatis di kedalaman 838 meter adalah sekitar 84 atm. Padahal, manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.
Baca Juga: Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa awak kapal selam KRI Nanggala-402 tidak dapat begitu saja keluar dari kapal selam. Berenang dalam air laut di kedalaman 838 meter adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti dinjak 100 ekor gajah di kepala.
Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan termampatkan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah. Selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur. Jadi, membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman dangkal.
Schmidt Ocean Institute mengibaratkan tekanan air di kedalaman 11.000 meter adalah seperti diinjak oleh 100 gajah dewasa di kepala. Maka berarti tekanan air di kedalaman 838 meter adalah seperti diinjak oleh sekitar 8 gajah dewasa di kepala.
Terkait kondisi kapal selam yang rusak atau hancur, ini juga disebabkan oleh tekanan hidrostatis air di laut dalam. Tekanan 1 atm adalah setara dengan 10.332,27 kilogram-force per meter persegi.
Tekanan air di kedalaman laut ini menuju ke segala arah dan mengenai seluruh permukaan bagian kapal selam. KRI Nanggala-402 memiliki dimensi ukuran 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Maka luas permukaan kapal selam ini adalah sekitar 1.437,5 meter persegi.
Source | : | Kompas.com,Schmidt Ocean Institute |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR