Hewan menggunakan listrik dengan dua cara berbeda: electrogenesis (menghasilkan pulsa listrik) dan electroreception (mendeteksi pulsa).
"Hewan elektrogenik menghasilkan listrik dan mengirimkannya ke luar tubuh mereka," kata Jack Cover, kurator umum pameran hidup National Aquarium di Baltimore kepada National Geographic.
Spesies tersebut termasuk belut listrik, pari torpedo, lele air tawar Afrika, dan ikan hidung gajah, yang semuanya mengirimkan kejutan tegangan tinggi untuk melumpuhkan mangsanya. Sebaliknya, hewan yang reseptif elektrik dapat mendeteksi medan listrik lemah yang dihasilkan oleh mangsa. Ketika sebuah medan listrik menghantam benda hidup, hal itu menciptakan distorsi yang dapat dirasakan oleh hewan penerima listrik.
"Ini dapat memberi tahu mereka di mana mungkin ada rintangan atau mangsa (atau predator), atau bahkan ukuranya," jelas George Parsons, direktur perencanaan hewan dan operasi penyelaman di Chicago Shedd Aquarium kepada National Geographic.
Hiu bersifat electroreceptive, mencari mangsa menggunakan organ yang disebut Ampullae of Lorenxzini, yang terkonstentrasi di sekitar kepala mereka.
"Mereka dapat merasakan gerakan otot saat mengeluarkan medan listrik, terutama gerakan drastis." kata Parsons, Jadi, ikan sakit yang meronta-ronta dalam keusahan misalnya, akan segera ditemukan oleh hiu.
Beberapa hewan yang elektrogenik, seperti belut listrik dan ikan berhidung gajah, juga dapat menjadi reseptif listrik, menggunakan sebagian kecil dari kemampuan listriknya untuk mendeteksi hewan lain di lingkungannya saat berburu. Namun, ada banyak hewan penerima elektro yang tidak elektrogenik.
Baca Juga: Fosil Ikan Purba Ditemukan, Bentuknya Mirip Hiu Bersirip Pari Manta
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR