Nationalgeographic.co.id—Pada kekuatan alam yang tak terlihat, listrik ada di sekitar kita. Manusia menghasilkan medan listrik yang lemah setiap kali kita menggerakan otot. Akan tetapi, beberapa hewan yang mengesankan telah mengambil kekuatan ini selangkah lebih maju. Mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi, pertahanan diri, dan menemukan makanan.
Sebagian besar mahluk seperti itu hidup di ekosistem air tawar, menggunakan listrik untuk mengimbangi penglihatan yang buruk atau ketidakmampuan untuk melihat di air keruh. Sekitar 350 spesies ikan—termasuk belut listrik yang dikenal kejam—memiliki struktur anatomi yang dapat menghasilkan tenaha hingga 860 volt. Sebagai perbandingan, kejutan listrik dari stopkontak rumah sekitar 120 volt.
Mahluk air asin seperti hiu, pari, bahkan satu spesies lumba-lumba pun mengandalkan organ sensorik khusus untuk berburu di bawah air. Meskipun kurang umum, hewan darat seperti lebah, platipus, dan ekidna memanfaatkan listrik untuk mencari makan dan berkomunikasi.
Baca Juga: Electrophorus Voltai, Belut Listrik Dengan Tegangan 860 Volt
Hewan menggunakan listrik dengan dua cara berbeda: electrogenesis (menghasilkan pulsa listrik) dan electroreception (mendeteksi pulsa).
"Hewan elektrogenik menghasilkan listrik dan mengirimkannya ke luar tubuh mereka," kata Jack Cover, kurator umum pameran hidup National Aquarium di Baltimore kepada National Geographic.
Spesies tersebut termasuk belut listrik, pari torpedo, lele air tawar Afrika, dan ikan hidung gajah, yang semuanya mengirimkan kejutan tegangan tinggi untuk melumpuhkan mangsanya. Sebaliknya, hewan yang reseptif elektrik dapat mendeteksi medan listrik lemah yang dihasilkan oleh mangsa. Ketika sebuah medan listrik menghantam benda hidup, hal itu menciptakan distorsi yang dapat dirasakan oleh hewan penerima listrik.
"Ini dapat memberi tahu mereka di mana mungkin ada rintangan atau mangsa (atau predator), atau bahkan ukuranya," jelas George Parsons, direktur perencanaan hewan dan operasi penyelaman di Chicago Shedd Aquarium kepada National Geographic.
Hiu bersifat electroreceptive, mencari mangsa menggunakan organ yang disebut Ampullae of Lorenxzini, yang terkonstentrasi di sekitar kepala mereka.
"Mereka dapat merasakan gerakan otot saat mengeluarkan medan listrik, terutama gerakan drastis." kata Parsons, Jadi, ikan sakit yang meronta-ronta dalam keusahan misalnya, akan segera ditemukan oleh hiu.
Beberapa hewan yang elektrogenik, seperti belut listrik dan ikan berhidung gajah, juga dapat menjadi reseptif listrik, menggunakan sebagian kecil dari kemampuan listriknya untuk mendeteksi hewan lain di lingkungannya saat berburu. Namun, ada banyak hewan penerima elektro yang tidak elektrogenik.
Baca Juga: Fosil Ikan Purba Ditemukan, Bentuknya Mirip Hiu Bersirip Pari Manta
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR