Pada tahun 2018 dua ekspedisi penelitian internasional berfokus pada bagian selatan Palung Atacama. Para ilmuwan pertama kali berangkat dengan kapal Chile, RV Cabo de Hornos, untuk mempelajari bagian terdalam dari palung tersebut, Richard's Deep, sebagai bagian dari ekspedisi Atacamex.
Sebulan kemudian, para ilmuwan di kapal Jerman, RV Sonne, mempelajari ekosistem palung yang lebih luas. Mereka mengambil sampel dari 2.500 meter ke Richard's Deep.
Selama ekspedisi, kapal selam tak berawak yang disebut kapal pendarat dikerahkan. Kapal pendarat dilengkapi dengan peralatan pencitraan laut dalam yang kuat dan perangkap berumpan untuk membawa hewan untuk diperiksa lebih dekat.
Baca Juga: Spesies Berang-berang Raksasa yang Dianggap Sudah Punah Muncul Kembali
Kedua ekspedisi itu sukses dan mengumpulkan ratusan jam rekaman dan ribuan amphipoda, termasuk E. atacamensis. Mereka juga menemukan serta spesies baru ikan siput yang dijuluki "Little Purple Lovely" sampai nama ilmiah resminya diputuskan.
Setelah spesimen diangkut ke darat, pekerjaan mendetail untuk menyortir, mengukur, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan spesies baru dimulai. E. atacamensis adalah anggota dari genus laut dalam (Eurythenes), yang terkenal sebagai spesiasi samar. Dengan kata lain, nama ini diberikan para ilmuan kepada spesies laut dalam ketika mereka sulit untuk membedakan satu spesies tersebut dengan spesies lainnya secara visual.
Mulanya spesies krustasea itu diidentifikasi sebagai E. gryllus. "Dengan spesimen baru 2018, kami memperhitungkan spesiasi samar dengan menerapkan pendekatan taksonomi integratif –memasangkan morfologi tradisional (studi terperinci tentang bentuk organisme) dengan kode batang DNA. Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa itu sebenarnya adalah spesies yang berbeda dan belum terdeskripsikan," tulis Weston.
Baca Juga: Anglerfish, Ikan Laut Dalam yang Menyeramkan, Muncul Ke Pantai
"Proses taksonomi ini membantu kami mengkategorikan organisme sehingga kami dapat lebih mudah mengomunikasikan informasi biologis. Bersama-sama, penilaian visual dan genetika yang mendetail memberi kami hasil yang jelas bahwa E. atacamensis adalah spesies baru," katanya lagi.
Menurut Weston, penemuan ini adalah bagian lain dari teka-teki untuk memahami dunia tempat kita hidup dan interaksi halus antara organisme dan lingkungannya. Ini membantu kita memahami bagaimana kehidupan tumbuh subur di bagian terdalam lautan, di bawah kondisi yang tampaknya mustahil bagi mamalia darat seperti kita.
"Ini juga memberi kita gambaran sekilas tentang zona hadal – bukan habitat ekstrem yang kehilangan kehidupan, tetapi yang dipenuhi dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa," tulis Weston.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR