Nationalgeographic.co.id—NASA mengumumkan bahwa Venus akan menjadi target dari dua misi berikutnya dalam program Discovery.
Dua misi ini bertujuan untuk memahami bagaiamana Venus menjadi seperti neraka yang mampu melelehkan timah di permukaan. NASA akan menawarkan seluruh komunitas sains untuk menyelediki planet yang belum pernah dikunjungi ini. Penyelidikan ini berlangsung selama lebih dari 30 tahun, ujar Bill Nelson, Administrator NASA di laman National Geographic.
Satu pesawat ruang angkasa, yang disebut DAVINCI+ akan mempelajari atmosfer beracun Venus. Sementara pesawat lain, VERITAS, akan membuat peta detail permukaan planet dan mencoba merekonstruksi sejarah geologisnya.
Beberapa ilmuwan menyebut Venus sebagai 'planet yang terlupakan'. Padahal Venus amat mirip dengan Bumi dalam ukuran dan massa.
Program Discovery NASA adalah misi yang lebih kecil dan lebih murah dari New Frontiers. Ia diluncurkan setiap 36 bulan. Misi ini biasanya dibatasi pada anggaran $450 juta, tidak termasuk kendaraan peluncuran dan biaya operasi misi. Sementara itu, ekspedisi New Frontiers dibatasi pada $850 juta.
Saat, ini NASA sedang menerbangkan dua misi Discovery. Lunar Reconnaissance Orbiter yang diluncurkan pada 2009 untuk memetakan permukaan bulan dan InSight Lander yang diluncurkan pada 2018 untuk mempelajari interior Mars.
Pada 2021, dua misi lagi akan diluncurkan: Lucy akan mempelajari banyak asteroid dan menggunakannya untuk mengungkap rahasia tentang tata surya awal. Sementara Psyche akan mengunjungi asteroid raksasa yang sangat kaya logam.
Baca Juga: SpaceX Akan Luncurkan Bayi Cumi dan Tardigrades ke Luar Angkasa
Misi AS terakhir ke Venus, Magellan, berakhir pada 1994 ketika pesawat ruang angkasa itu melakukan terjun terprogram melalui atmosfer planet.
Misteri Venus semakin dalam. Di antara mereka adalah bukti yang berkembang untuk vulkanisme yang sedang berlangsung di permukaan planet. Meskipun fakta bahwa Venus tidak memiliki jenis aktivitas tektonik yang memicu wilayah paling vulkanik di Bumi.
Ada juga deteksi kontroversial gas fosfin di atmosfer planet, yang bisa menjadi tanda kehidupan.
Segera, mungkin pada 2030, DAVINCI+ akan turun melalui atmosfer planet yang 90 kali lebih padat daripada Bumi, mengumpulkan sampel dan menyampaikan data yang akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana ia berevolusi dan apakah planet ini pernah memiliki lautan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR