Mereka menguji dengan membuat simulasi bila lapisan es yang telepas ke laut pada September 2017 tidak terjadi. Hasilnya, walau ada penyusutan, tetapi tidak terjadi sedramatis seperti yang ada di rekaman SAR.
Tim kemudian mencoba membuat model dengan memotong bongkahan besar lapisan es itu, persis seperti kejadian sebenarnya. Hasilnya, penyusutan gletser terjadi semakin cepat.
"Satu-satunya perubahan yang saya buat adalah yang lapisan es yang dihapuskan itu," kata Joughin. "Kecepatan dalam model sangat dekat dengan yang diamati di lingkungannya."
Baca Juga: Es Kutub Terus Mencair, Permukaan Laut Bisa Naik Hingga Satu Meter
Terlepas dari penyebab pastinya, proses terbelahnya yang terjadi ini tampaknya telah mendorong sebagian besar mundurnya permukaan es lewat pelepasannya pada tingkat yang tidak stabil, tulis peneliti.
Setelah kemuduran yang baru-baru ini, bagian depan lapisan es sekarang berpotensi berada di bagian tanggul yang lebih terlindungi sekarang. Sehingga dapat memperlambat atau menghentikan perpecahan lapisan es kembali.
Baca Juga: Gunung Es Terbesar Sedunia, Seluas Pulau Madura, Lepas dari Antarktika
Source | : | Live Science,arXiv |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR