Ketika penangkaran itu mulai mengembangkan penyakit yang terkait dengan penuaan pada manusia, seperti kondisi jantung dan diabetes, para peneliti mengagumi betapa miripnya mereka dengan kita.
Pada saat National Institutes of Health (NIH) menghentikan penelitian invasif simpanse pada 2015 saat memindahkan hewan ke cagar alam di AS, banyak yang berada di bawah 60 tahun terlalu lemah untuk bergerak.
Sementa, penelitian tentang simpanse di alam liar dan di cagar alam Afrika, di mana mereka memiliki lebih banyak ruang untuk berkeliaran, menunjukkan kesehatan yang lebih baik pada hewan yang menua, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di laboratorium. Ini memberikan beberapa pelajaran yang jelas tentang cara merawat simpanse yang masih ditahan.
Baca Juga: Seperti Manusia, Hubungan Baik Antara Ibu Simpanse Anak- Anak Mereka
Hal itu juga menunjukkan bahwa mempelajari masalah kesehatan simpanse laboratorium mungkin tidak mengajarkan banyak tentang penuaan alami. Sebaliknya, nasib simpanse ini memberi tahu kita lebih banyak tentang resiko gaya hidup yang semakin tidak aktif bagi manusia masa kini.
Manusia sering menjadi kurang aktif seiring bertambahnya usia, kita percaya bahwa tubuh secara alami melemah dan oleh karena itu kondisi kita pasti memburuk.
Namun simpanse liar seperti Auntie Rose, yang harus berjalan bermil-mil sehari untuk mencari makan dan tidak menerima perawatan kesehatan saat sakit atau terluka, tampak menua dengan cara yang lebih sehat, kata antropolog Melissa Emery Thompson dari University of New Mexico, salah satu direktur Kibale Chimpanzee Project.
Studi pada orang-orang dengan gaya hidup pemburu-pengumpul ditemukan banyak di antaranya tetap sangat aktif sampai akhir hayatnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tetap sehat lebih lama daripada kita yang santai seiring bertambahnya usia.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR