Nationalgeographic.co.id—Sejarah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak lepas dari kontribusi orang Tionghoa. Selain membantu pendiriannya, orang Tionghoa juga membantu sebagai tenaga pengajar dari masing-masing ilmu yang didalaminya.
Kiprah Tionghoa di ITB menjadi bahasan oleh Roemah Bhinneka dalam webinar Seabad Jejak Tionghoa di ITB. Webinar ini mendatangkan sejumlah alumni ITB sebagai pembicara.
Jejak pembangunan ITB dapat ditelusuri dari pembentukan Het Financieel Comite voor de Stichting eener Technische Hoogeschool, atau Komite Finansial Pembangunan Sekolah Tinggi Teknik. Organisasi ini diketuai oleh Residen Batavia Hendrik Rijfsnijder, dan merupakan bentukan dari Indiesche Universiteits-Vereeniging (IUV), atau Perhimpunan Universitas di Hindia.
"Ada tiga tokoh Tionghoa yang menjadi anggotanya," jelas Dali S. Naga, mantan Rektor Universitas Tarumanagara yang juga alumnus Teknik Elektro ITB tahun 1960. "Mereka adalah Phoa Keng Hek, Hok Hoei Kan, dan Nio Hoey Oen."
Ketiga orang Tionghoa ini memiliki latar belakang yang beragam. Phoa Keng Hek dikenal sebagai salah satu pendiri lembaga pendidikan Sekolah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada tahun 1901. Sementara itu, Hok Hoei Kan merupakan anggota dari Dewan Batavia. Adapun Nio Hoey Oen sendiri adalah Kapten Tionghoa yang saat itu menjabat di Batavia.
Penulis | : | Eric Taher |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR