Narapidana yang dikenal sebagai El Niño, atau Si Bocah Lelaki, masuk ke Center for Enforcement of the Legal Consequences sembilan setengah tahun yang lalu. Dengan perawakan yang tinggi dan kurus, dengan senyum kekanak-kanakan yang lugu, dia seperti tidak pernah tumbuh dewasa, meskipun kisah lama tentang sepak terjangnya bisa membuat kita mendadak tua dan beruban. Dia diterlantarkan ayahnya saat berusia tujuh tahun dan kemudian dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya dari pihak ibu. Saat berusia 20 tahun, dia melakukan pembunuhan yang menyebabkannya dijebloskan ke dalam penjara di bagian utara Meksiko ini. Teman dekatnya, Antonio, yang berpakaian rapi, selalu waspada, gerakannya gesit, dan bermata bulat, dijejalkan ke sel tahanan sementara yang sama, dengan tuduhan penculikan. "Sejak saat itu kami berteman," kata yang seorang, sementara yang lainnya membenarkan.
!break!
Tidak seorang pun tahu kapan dia dapat meninggalkan penjara, tetapi El Niño mempunyai alasan untuk terus berharap: Dia mengandalkan dewi pelindung yang diyakininya telah menyebabkan para sipir penjara tidak berhasil menemukan beberapa benda miliknya yang terlarang keras dan bisa meningkatkan hukumannya beberapa puluh tahun. "Para sipir itu tidak melihat apa-apa, walaupun bendanya ada di situ," katanya. Sosok gaib ini melindunginya ketika musuh-musuhnya berada di sekelilingnya—dan sang dewi tetap setia menemani, seperti kata Antonio yang mendukung keyakinan temannya, meskipun semua teman sudah melupakan kita, dan seperti kata pepatah Meksiko, bahkan ketika anjing pun tidak lagi menyalaki kita. Pembawa mukjizat ini, pelindung orang-orang yang paling tidak berdaya dan para pendosa besar, adalah La Santa Muerte, Dewi Kematian.
Ia hanyalah salah satu di antara beberapa tokoh dunia-lain yang menjadi panutan warga Meksiko di saat negara mereka telah kewalahan menghadapi segala macam kesulitan—kekeringan, wabah flu babi yang diikuti oleh hancurnya industri pariwisata, mengeringnya cadangan minyak yang merupakan komoditas ekspor utama, krisis ekonomi, dan yang paling menyengsarakan, kutukan berupa perdagangan narkoba dan kekerasan yang menyertainya yang begitu sering diberitakan. Meskipun jumlah kasus pembunuhan di Meksiko sebenarnya terus menurun selama dua dasawarsa terakhir, kejahatan bertubi-tubi yang dilakukan para pengedar narkoba sungguh mengerikan dan telah memporak-porandakan supremasi hukum sehingga rakyat Meksiko sering bersuara dengan lantang, mempertanyakan apakah las mafia telah memenangi perang melawan pemerintahan Meksiko.
"Tekanan emosional dan ketegangan hidup di saat krisis menyebabkan orang mencari tokoh simbolis yang dapat membantu mereka menghadapi bahaya," kata José Luis González, seorang guru besar di National School of Anthropology and History Meksiko yang mengkhususkan diri mengkaji agama-agama populer. Di antara para tokoh penolong ini terdapat para dewa Kuba asal Afrika yang belum lama ini menyebar ke kawasan lain dan para penjahat berubah menjadi dewa keajaiban, seperti bandit mitos dari Meksiko utara yang dijuluki Jesús Malverde. Bahkan ada orang-orang saleh dari Perjanjian Baru yang tugasnya ditata-ulang bukan untuk mencapai keselamatan, melainkan meraih sukses. Dalam dunia spiritual yang terus meluas ini, pemujaan sosok kerangka berjubah panjang dan membawa sabit—La Santa Muerte—mungkin sosok yang paling cepat merebak dan, setidaknya pada pandangan pertama, sosok yang penampilannya paling menonjol di antara tokoh-tokoh pujaan baru itu. "Jika kita melihatnya dari sudut pandang sebuah negara yang selama sepuluh tahun terakhir ini akrab dengan kematian dengan cara yang berbahaya," kata González, "bisa dimengerti bahwa kerangka ini merupakan lambang yang sangat nyata dan jelas tentang situasi negara saat ini.”
Sosok kematian yang baru belakangan ini dikenal oleh kebanyakan warga Meksiko menyerupai sosok malaikat maut abad pertengahan, tetapi pada dasarnya berbeda dengan kerangka jenaka yang ditampilkan pada Hari Orang Mati—hari ketika arwah orang-orang terkasih warga Meksiko muncul untuk ikut berpesta dan saling mengenang selama beberapa jam bersama warga yang masih hidup. Altar sang malaikat maut ini sekarang dapat ditemukan di seluruh Meksiko, di sudut jalan dan di rumah orang-orang miskin. Perempuan dan laki-laki sama-sama menjadi pengikutnya. Di jantung Mexico City, di lingkungan yang selalu kasar dan menantang, Enriqueta Romero memimpin acara doa untuk menghormati kerangka itu setiap tanggal 1 di awal bulan. Dengan menampilkan sikap ketus, mengucapkan kata-kata kotor, namun sekaligus keibuan, Romero termasuk di antara para penyebar propaganda yang pertama dan paling efektif dari sebuah kultus yang diyakini sebagian orang dimulai di kota-kota di sepanjang Teluk Meksiko, tetapi sekarang sudah mencakup seluruh negara. Di California dan juga Amerika Tengah, anak-anak muda menyalakan lilin untuk menghormati La Santa Muerte dan menatahkan tato berupa sosok Sang Dewi pada kulit dengan ukuran kecil hingga sangat besar. Beberapa tahun yang lalu, Kementerian Dalam Negeri membatalkan pendaftaran La Santa Muerte sebagai agama yang sah, namun ternyata tidak berpengaruh apa-apa. Gerai koran menjual video berisi petunjuk cara berdoa kepada sang dewi, dan bahkan para cendekiawan mulai mengatakan bahwa cara pemujaan ini muy auténtico, sangat autentik.
!break!
Bukan hanya krisis, tetapi berbagai jenis masalah yang dihadapi orang belakangan inilah yang juga memicu merebaknya pemujaan tersebut. Katakanlah, misalnya, kita tinggal di salah satu kota di sepanjang perbatasan yang sudah dikuasai perdagangan narkoba dan hiruk pikuk tembakan senapan mesin terdengar setiap malam, membuat kita ngeri karena takut terkena peluru nyasar. Bukankah masuk akal bahwa kita berdoa meminta perlindungan kepada sosok bandit dewa narkoba Jesús Malverde, yang dipuja para pengedar narkoba? Warga Meksiko yang mempertahankan hubungan yang kuat dengan agama Katolik Roma mungkin berpaling kepada St. Yudas Tadeus. Pada saat menghadapi situasi yang membuat orang tidak berdaya, santo yang satu ini semakin populer dan hanya bisa ditandingi oleh La Santa Muerte, mungkin karena dia dikenal dalam Gereja Katolik sebagai santo pelindung orang-orang yang putus asa.
Lima belas tahun yang lalu, seorang laki-laki yang kulitnya terbakar matahari, bernama Daniel Bucio, mula-mula berdoa kepada St. Yudas, dan enam tahun yang lalu, katanya, St. Yudas mengabulkan doanya dengan membebaskan ibunya dari penyakit menyakitkan yang sudah lama dideritanya. Sekarang setiap bulan Bucio datang ke gereja peninggalan zaman kolonial bernama San Hipólito yang lokasinya tepat di belakang koridor wisata utama di pusat kota Mexico City untuk mengucapkan syukur kepada patung ajaib St. Yudas yang disumbangkan ke gereja itu sekitar 30 tahun yang lalu. (Sejarawan yang mengkaji perdagangan narkoba mungkin akan terkesima oleh faktor kebetulan ini: Sekitar 30 tahun yang lalulah para pengedar narkoba dari Medellín, Kolombia, yang terkenal setia kepada St. Yudas, pertama kali menjalin hubungan dagang dengan mitranya dari Meksiko.) Festival resmi St. Yudas jatuh pada tanggal 28 Oktober, dan ribuan pengikutnya terinspirasi untuk datang dan berdoa kepadanya pada tanggal itu setiap bulan. Enam belas kali misa diselenggarakan di paroki sejak fajar hingga malam, dan para jemaat beringsut-ingsut berjalan sambil berlutut menghampiri patung St. Yudas, lalu berdoa meminta pertolongan, perlindungan, dan untuk kelangsungan hidup. Jumlah jemaat begitu banyak sehingga polisi harus menutup beberapa lajur jalan di luar gereja.
Daniel Bucio mencintai romerías atau festival keagamaan ini yang dijejali banyak orang yang berdesakan serta makanan di tepi jalan dan parade panjang yang mengelu-elukan patung St. Yudas—ada yang begitu besar yang beratnya menguras tenaga pembawanya, ada yang kecil tapi dihiasi dengan sangat indah, seperti kepunyaannya, yang demi ketaatan terhadap tradisi agama kuno kota kelahirannya didandani dengan jubah panjang semata kaki yang gemerlap dan hiasan kepala berbulu yang biasa dikenakan para kaisar Aztec. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kegembiraan Bucio dalam mengikuti acara ziarah bulanan itu terganggu oleh semakin banyaknya kerumunan pria dan wanita muda tanpa senyum yang badannya dihiasi tato dan membawa-bawa rantai, yang datang berkelompok dan menjejalkan diri menerobos kerumunan orang, sering bertukar benda yang tampak seperti permen kecil dibungkus dalam transaksi yang berlangsung cepat. Bucio tahu apa yang mereka lakukan.
"Sayang sekali, banyak anak-anak muda itu berdatangan ke sini," katanya. "Mereka menodai nama Tuhan dan St. Yudas—yang tidak ada hubungannya dengan narcotráfico ini. Kalau semua orang datang ke sini dengan niat pengabdian yang tulus, kita tidak akan melihat orang-orang seperti ini."
!break!
Romo Jesús García, anggota Ordo Claretian berperawakan kecil dan berpenampilan ceria yang sering memimpin Misa untuk menghormati St. Yudas ini sadar bahwa orang-orang tertentu yang terlihat seolah-olah mereka berharap bisa mendapatkan banyak uang dengan cepat berdatangan ke gereja ini untuk berdoa kepada St. Yudas. Namun, dia berhati-hati ketika mengemukakan bahwa jemaat baru St. Yudas meliputi semua lapisan masyarakat dan berasal dari berbagai profesi. "Beberapa hari yang lalu, seorang politisi datang ke sini memintaku untuk ikut membantunya berdoa agar bisa meraih kemenangan dalam pemilu. Coba bayangkan! "dia berseru dengan geli, berupaya menepiskan pandangan yang mengatakan bahwa St. Yudas mungkin sosok dewa narkoba. "Ada yang mengatakan bahwa ketika patung San Juditas menunjukkan dia membawa sesuatu di tangan kirinya, itu berarti dia bekerja untuk pengedar narkoba, dan omong kosong lainnya yang seperti itu." Romo Jesús lebih suka memusatkan perhatiannya kepada sejumlah besar jemaat baru yang memiliki kesalehan sejati.
Jika diperhatikan dari luar, para pengedar narkoba Meksiko adalah satu-satunya kelompok orang yang tidak memiliki alasan untuk merasa putus asa dalam krisis yang saat ini sedang menerpa rekan-rekan mereka. Para pengedar narkoba Meksiko, yang secara ideal ditempatkan di berbagai lokasi untuk mengirimkan hampir semua kokain yang dikonsumsi orang-orang di utara perbatasan, juga menanam dan menyelundupkan sebagian besar ganja dan zat kimia stimulan yang persentasenya semakin tinggi yang disukai konsumen AS. Mereka menggunakan kekerasan sebagai alat yang sangat efektif untuk berkomunikasi, merusak badan korban mereka secara mengerikan dan memajang mayat mereka agar semua orang bisa melihatnya dan tahu seberapa besar kekuasaan para juragan narkoba ini dan menimbulkan ketakutan kepada mereka.
Dulu, para pengedar narkoba yang pertama adalah sekelompok kecil orang yang dipersatukan oleh hubungan keluarga, berasal dari negara bagian kecil Sinaloa di Meksiko utara. Berlokasi di antara Teluk California dan Sierra Madre Occidental, setidaknya 480 kilometer dari perbatasan Amerika Serikat, dan sebagian besar berupa lahan pertanian dan kawasan miskin, Sinaloa merupakan lokasi yang ideal untuk perdagangan gelap yang memasok pasar A.S. Kegiatan awal para pengedar narkoba ini dulu dibatasi terutama untuk menanam ganja di pegunungan atau membelinya dari para petani di sepanjang pesisir Pasifik, kemudian menyelundupkannya ke AS. untuk mendapatkan keuntungan yang mulus. Selama puluhan tahun kegiatan ini boleh dikatakan berisiko rendah dan berskala kecil, dan kekerasan hanya terjadi di dalam dunia mereka sendiri, dunia narkoba.
Pada tahun 1970-an, pemerintah Meksiko yang bekerja sama dengan Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan terhadap para pengedar narkoba dari Sinaloa. Namun, ini ibarat berusaha menghilangkan virus dengan menggelontorkannya ke dalam aliran darah. Sejumlah kecil "prajurit kaki," begitulah mereka mulai dijuluki, dijebloskan ke dalam penjara atau tewas, namun sebagian besar pemimpin mereka berhasil melarikan diri dari Sinaloa tanpa terluka dan melancarkan operasi di beberapa negara tetangga dan di sejumlah kota besar di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Setiap kali digempur serangan militer baru, para pengedar narkoba itu menyelinap ke wilayah baru dan bahkan menjadi semakin kuat. Dengan semakin luasnya perdagangan narkoba ini, semakin canggih pula persenjataan dan jumlah pelakunya, dan di setiap kota dan daerah baru mereka menyuap semakin banyak politisi dan polisi. Tidak ada yang bisa menghentikan perdagangan narkoba itu sendiri, karena kegiatan tersebut dijalankan sesuai dengan rumus yang sempurna: Menjual barang haram dengan harga yang digelembungkan kepada konsumen yang punya uang, dan merekrut tenaga kerja terutama dari kalangan anak muda yang tidak punya uang maupun masa depan, yang sangat ingin terlihat keren, bertindak kejam, dan merasa berkuasa. Pada tahun 1980-an, sebuah tatanan baru muncul. Para juragan narkoba menguasai dunia bawah tanah dan orang-orang penting yang mengelola keamanan di kota seperti Guadalajara, Tijuana, dan Juárez. Dalam perjanjian perdamaian yang rapuh yang berlangsung selama bertahun-tahun, para juragan narkoba membagi-bagi setiap kota untuk menjadi jatah keluarga tertentu.
!break!
Pada tahun 1990-an, perdamaian yang rapuh di antara keluarga-keluarga Sinaloa yang tercerai berai itu akhirnya hancur berantakan. Mereka berperang satu sama lain untuk menguasai sejumlah titik transit yang penting di daerah perbatasan dan kemudian mulai berseteru dengan, dan kadang-kadang melawan, kelompok pengedar narkoba pemula yang bukan berasal dari Sinaloa. Kelompok ini adalah Cartel del Golfo yang menentukan aturan main sendiri, berasal dari pantai Teluk, negara bagian Tamaulipas. Cabang kelompok ini adalah Zetas, sepasukan personil militer berandalan yang pada awalnya dilatih sebagai pasukan elit antinarkoba. Pada September 2006, warga Meksiko menyaksikan tanda-tanda pertama tentang seberapa jauh lebih ganasnya kekerasan narkoba kelak, ketika sekelompok orang berpakaian hitam memasuki sebuah diskotek di pinggir jalan di negara bagian Michoacán dan menumpahkan isi kantong sampah plastik ke lantai. Lima kepala orang menggelinding keluar.
Era baru telah tiba, dan para prajurit kaki dalam perang narkoba yang semakin memanas, yang menghadapi prospek kematian yang mengerikan seperti itu, semakin berpaling kepada kematian itu sendiri untuk meminta perlindungan. Pada saat kampanye pertama antinarkoba itulah mitos Jesús Malverde, dewa narkoba yang asli, menyebar melampaui perbatasan Sinaloa. Konon, Malverde adalah penjahat abad ke-19 yang merampok para hartawan dan hasil rampokannya diberikan kepada kaum miskin, yang menjalani hukum gantung karena dosa-dosanya, dan kemudian menciptakan mukjizat dari kuburannya. Pengkultusan dirinya mulai dikenal pada tahun 1970-an, setelah mantan pedagang kaki lima, Eligio González, mulai berdoa kepadanya. Sambil duduk mantap, dengan santai dan tanpa senyum di luar tempat suci Malverde di Culiacán, putra González yang masih muda, Jesús, menceritakan kisah keajaiban itu kepadaku. Eligio telah bekerja sebagai sopir pada tahun 1976 ketika dia ditikam dan ditembak dalam sebuah perampokan bersenjata dan ditinggalkan begitu saja karena diperkirakan akan mati. Dia berdoa kepada Malverde, di satu-satunya monumen yang ada pada waktu itu, yakni tumpukan batu yang konon adalah kuburannya, berjanji akan mendirikan sebuah kuil yang layak untuk menghormati Malverde jika bandit suci itu menyelamatkan hidupnya. Ketika ternyata berhasil tetap hidup, dia pun menepati janjinya.
González tampaknya maklum bahwa orang akan bisa memahami pentingnya Malverde secara nyata hanya jika ada gambar yang bisa mereka puja, tapi sayangnya tidak ada foto Malverde—dan bahkan tidak ada bukti sama sekali bahwa dia pernah hidup. Pada tahun 1980-an González meminta seorang seniman di lingkungan perumahannya untuk membuat patung setengah badan: "Buat tampilannya mirip Pedro Infante dan Carlos Marisca." Infante adalah bintang film terkenal dari Sinaloa, sementara Mariscal adalah politisi lokal.
Tempat suci Malverde berupa sebuah kuil darurat dari batu bata, berlokasi tepat di seberang kompleks perkantoran pemerintah negara bagian Sinaloa, dan dinding dalam serta dinding luarnya yang berwarna hijau dipenuhi testimoni yang dipasang oleh jemaatnya. Patung setengah badan itu dipajang dalam sebuah kotak kaca dan dikelilingi oleh puluhan karangan bunga, sebagian besar bunga plastik. Banyak foto yang menyertainya dan plakat terukir yang menampilkan gambar tanaman ganja atau "tanduk kambing": senapan AK-47. Tidak seorang pun pernah secara serius mempertikaikan status Malverde sebagai dewa narkoba—di Sinaloa sudah menjadi kenyataan bahwa setiap kali ada pengedar narkoba besar ingin berdoa, seluruh jalan ditutup, sehingga dia dapat berdoa dengan damai. Tetapi, sebagaimana yang dikatakan oleh sipir penjara Culiacán, Malverde sekarang begitu populer di kalangan warga Sinaloa dalam setiap aspek kehidupan sehingga dia benar-benar lebih dari sekadar lambang dewa atau tokoh agama.
!break!
Di Mexico City, direktur penjara tidak mau menerima wartawan yang tidak bersedia menandatangani pernyataan yang menjanjikan bahwa mereka tidak akan menulis "propaganda" yang mendukung pemujaan La Santa Muerte. Sebaliknya, di Pusat Penegakan Konsekuensi Hukum Kejahatan, direkturnya memperbolehkan aku melakukan wawancara tanpa prasyarat dengan beberapa narapidana tentang keyakinan mereka. Dengan dikawal oleh sipir penjara melewati serangkaian pemeriksaan dan lorong, aku terkejut ketika tiba di lorong panjang terbuka yang dinding kirinya dihiasi gambar kartun ceria Snow White, Tweety Bird, SpongeBob SquarePants, dan sebagainya. Gambar-gambar ini dilukis atas permintaan para narapidana, demikian si sipir menjelaskan, sehingga anak-anak tidak merasa takut ketika mereka datang untuk menghabiskan masa liburan bersama ayah mereka. Di seberang dinding bergambar kartun itu terdapat pagar kawat yang tinggi dan di belakangnya terdapat beberapa bangunan mirip hanggar yang dikelilingi rumput dan bahkan pepohonan.
Di sinilah Antonio, si terdakwa penculik, menulis corridos, atau lagu tentang para pelanggar hukum, beberapa di antaranya bahkan sudah direkam. Dan di sini jugalah El Niño, si terpidana pembunuh, menusukkan jarum ke beludru hitam dan melilitkan benang berwarna cerah di sekitar jarum itu dengan pola rumit untuk membingkai potongan gambar Perawan Guadalupe, Yesus Kristus, dan La Santa Muerte. Dia pertama kali mengenal sang Dewi Kematian melalui televisi, yang mungkin tampak sebagai sumber yang tidak lazim bagi wahyu rohani, tetapi itulah jalan yang terbuka baginya di balik jeruji penjara. Sekarang tidak ada yang dapat mematahkan keimanannya terhadap pelindung barunya.
Kami mengobrol di bawah naungan pepohonan rindang di halaman penjara, beberapa di antara kami duduk mengelilingi meja reyot yang dibawakan oleh beberapa orang narapidana dan sudah digosok dengan hati-hati sampai bersih. Sejumlah besar narapidana lain yang pada awalnya tampak seperti mengancam di sekitar kami akhirnya berdiri diam-diam, mengangguk tanda setuju ketika Antonio menjelaskan apa yang membuat La Santa Muerte memiliki daya tarik yang begitu besar: "La Muerte selalu berada di samping kami—bahkan meskipun hanya berbentuk perangko kecil yang kami letakkan di atas tempat tidur, kami tahu bahwa dia tidak akan bergerak, bahwa dia tidak akan pernah pergi."
Nenek El Niño berkata kepadanya bahwa jika nanti dia keluar dari penjara, dia (si nenek) tidak ingin bertemu dengannya, dan tidak ingin putri El Niño melihatnya lagi, untuk selamanya. Tetapi, tidak seperti darah dagingnya sendiri, La Muerte membutuhkan dia: "Jika kita berjanji memberinya bunga putih, dan kita tidak membawakan bunga itu kepadanya, kitalah yang merasa tidak enak," katanya. "La Muerte menangis, dan kita merasa tidak enak." Jadi, dia mengucapkan janji yang dapat dipenuhinya kepada La Muerte.
!break!
Tengah hari datang menjelang, dan dengan cepat udara terasa semakin panas. Para narapidana saling senggol, dan salah seorang di antara mereka pergi mengambil botol air dari plastik yang sudah robek, yang disuguhkan dengan rasa hormat yang tak terduga kepada tamu mereka yang tidak biasa. Aku bertanya tentang desas-desus yang mengatakan bahwa ritual untuk La Santa—Dewi Santísima, Dewi Mungil Kurus, Dewi Putih—dilakukan dengan menyediakan darah manusia dan bahkan dengan mengorbankan manusia. Seorang narapidana di penjara lain, yang kondisinya jauh lebih buruk, bercerita kepadaku bahwa desas-desus itu benar.
El Niño dan Antonio hanya mengatakan bahwa La Santa Muerte pasti mengabulkan doa—tetapi, ada imbalannya, dan imbalan itu harus sebanding dengan seberapa besar keajaiban yang diminta, dan hukuman bagi yang tidak memenuhi janji kepadanya sungguh mengerikan.
Aku dan para lelaki itu sudah agak lama mengobrol, dan meskipun suhu udara semakin panas yang pasti membuat blok sel mereka seperti tungku api, ada sesuatu mengenai keterbukaan di penjara itu, rumputnya, pepohonannya, bahkan cara mereka yang dengan penuh persaudaraan memperlakukan satu-satunya penjaga yang sedang bertugas, membuat tempat itu seakan-akan tempat yang boleh dikatakan cukup menyenangkan. ("Dia menghabiskan waktu 12 jam sehari di sini," kata Antonio. "Dia sudah seperti tahanan juga seperti kami.")
Ketika para lelaki itu sudah merasa semakin nyaman, cara mereka yang sopan terhadapku bahkan membuat orang mungkin membayangkan bahwa mereka tidak bersalah atas kejahatan mengerikan yang pernah mereka lakukan, bahwa keimanan mereka terhadap La Santa Muerte hanyalah masalah preferensi dan bukan karena mereka sangat membutuhkannya. Kemudian, kutanyakan kepada El Niño, kalau dia keluar nanti, apakah menurutnya dia akan dapat menjalani kehidupan normal.
Wajahnya meringis, menampilkan senyuman getir. "Mengingat semua hal yang pernah kulakukan?" katanya. "Akan ada orang menunggu untuk menghabisiku begitu aku berjalan ke luar gerbang." Kami berjabatan tangan, dan dia serta Antonio mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk mengobrol. Aku kembali ke kawasan Meksiko lain di luar penjara, yang juga membutuhkan keimanan besar untuk bisa mempertahankan harapan.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR