Musatafa dengan santai berkata, “Abis nggak tanya.”
Saya sungguh kesal saat itu. Ternyata Gua Purba yang diceritakan Mustofa itu tidak ada kaitannya dengan bukti tinggalan hunian manusia purba.
Namun, saya masih mujur. Pada hari-hari berikutnya, di kawasan karst itu kami menemukan empat situs bergambar cadas yang sangat unik: adegan berburu dengan alat, cap daun, ti-tik-titik seperti di situs-situs Papua, cap tangan, perahu layar, dan pohon kalpataru. Semuanya berada di gua yang lain, bukan Gua Purba!
Selain pengalaman yang bersifat keilmuan, saya juga sering mengalami kelucuan akibat kesalahpahaman. Di dunia, sebenarnya sangat jarang peneliti gambar cadas yang berpengalaman menemukan situs baru. Biasanya, situs-situs itu sudah diketahui, sehingga sudah jelas aksesnya. Namun, di Indonesia punya lain cerita.
!break!
Merah: kuasan berwarna; Biru: corengan arang, dan Hijau: torehan atau cukilan.
Sumber: Karina Arifin dan P. Delange, Rock Art in West Papua, UNESCO; M. Aubert, S. O\'Connor, M. McCulloch, G. Mortimer, A. Watchman, M. Richer-LaFlèche, Uranium-series dating rock art in East Timor; M. Aubert, A. Brumm, M. Ramli, T. Sutikna, E.W. Saptomo, B. Hakim, M.J. Morwood, G.D. van den Bergh, L. Kinsley, A. Dosseto, Pleistocene cave art from Sulawesi; Chriss Ballard, Australian National University Canberra; Jean Chazine dan L.H. Fage, L’art pariétal des grottes de Kalimantan; Engkos A. Kosasih, Lukisan Gua di Sulawesi Bagian Selatan: Refleksi Kehidupan Masyarakat Pendukungnya, FIB-UI; V. Plagnes, C. Causse, M. Fontugne, H. Valladas, J.M. Chazine, L.H. Fage, Cross dating (Th/U-14C) of calcite covering prehistoric paintings in Borneo; Pindi Setiawan, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung; Truman Simajuntak dan Adhi Agus Octaviana, Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Ahmad Hasan Sopandi, Lukisan Gua di Malaysia, Balai Seni Lukis Negara, Malaysia
Peta temuan gambar cadas di Misool: Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selama dua tahun ini jagad telah digegerkan dengan Gua Leang Timpuseng di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Rajah cadasnya telah memutarbalikan teori tentang tradisi gambar cadas dalam tataran arkeologi dunia.
Selama ini para ahli arkeologi meyakini bahwa tradisi gambar cadas dimulai dan dibesarkan dalam ruang dan waktu prasejarah Eropa Barat, sekitar 40.000-10.000 tahun silam. Namun, Gua Timpuseng telah mengekalkan imaji tertua-nya yang berupa kumpulan cap tangan bertarikh 39.900 tahun. Angka ini melunturkan teori sebelumnya. Sejarah peradaban manusia tampak-nya perlu ditulis ulang.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR