Ia tampak malu-malu. Sesekali ia melirik ke saya. Namun, ia dapat menolehkan pandangan dengan cepat begitu saya mengarahkan lensa kamera ke arahnya. Melihat tingkahnya, saya geli sendiri. Saya tak menyangka subjek foto saya ini terhitung fotogenik. Ingin tahu siapa dia?
Kenalkan, inilah Luk Mut. Monyet bernama ilmiah Macaca nemestrina yang berusia tiga tahun ini adalah salah satu murid di Kadaejae Monkey School, di Surat Thani. Saya memirsa tingkah Luk Mut bersama pengunjung lainnya. Kami duduk setengah melingkar pada pagi yang cerah. Udara segar berhasil mengusir kantuk saya.
Hok, sang pawang yang berusia 35 tahun, segera menuntun Luk Mut ke hadapan kami. Luk Mut pun beraksi. Ia menempelkan kedua telapak tangan di depan dada dan memberikan salam. Seraya menunduk sopan, ia mengernyih kepada kami. Saya tidak dapat menahan senyum saat melihat tingkahnya yang menggemaskan. Hok dan Luk Mut telah membuka “aksi panggung” sederhana kepada saya yang datang dari negeri sejauh 1.600 kilometer.
Di Kadaejae, primata ini tidak dilatih untuk berjoget atau bertengger di pinggir jalan memakai topeng. Tenaga dan kelincahannya dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai salah satu “sahabat” yang hemat dan bermanfaat. Sebelum pertunjukkan dimulai pun saya belum terlalu mengerti bagaimana kawanan monyet yang kita kenal dengan nama beruk ini beraksi. Kadaejae adalah salah satu dari beberapa titik sekolah monyet yang bisa ditemui di kawasan Surat Thani. Pertunjukan yang dirancang oleh warga setempat ini menampilkan proses bagaimana beruk berlatih untuk membantu penduduk mengumpulkan buah kelapa di kawasan Surat Thani. Bagi masyarakat pesisir Thailand, buah yang satu ini perannya cukup penting. Selain dagingnya digunakan sebagai santan, batok kelapa juga digunakan sebagai wadah penganan.
Saya pun terkejut saat mendapatkan informasi, seekor beruk jantan dewasa yang terlatih mampu mengumpulkan 1.000 - 1.500 butir kelapa setiap harinya. Nah, Kadaeje telah meluluskan "siswa" yang kini tersebar di seluruh penjuru negeri. Selain itu, kita juga dapat memperoleh pengalaman baru: menjadi pelatih beruk! Instruktur akan memandu kita untuk memahami perilaku beruk. Ada yang pemalu, namun ada pula yang haus perhatian. Polah satwa lincah ini tak ubah seperti manusia. Perilaku ini mengingatkan saya pada tingkah beruk yang selalu mendominasi foto dari kamera intai yang terpasang di hutan tropis Indonesia. Kawanan beruk kedapatan tengah berpose dalam berbagai gaya. Ada-ada saja.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR