Penelitian di laut dalam merupakan investasi Indonesia untuk menggali potensi-potensi keragaman biota serta untuk mengetahui potensi cadangan biota laut yang bisa dikembangkan menjadi pangan dan obat-obatan. Demikian diungkapkan Prof. Dr. Indroyono Soesilo pada open-ship penutupan INDEX SATAL-2010 di Pelabuhan Bitung, Minggu (8/8).
INDEX SATAL-2010 telah memperoleh beberapa hasil, yakni pemetaan biota, pemetaan fenomena geologi, penemuan gunung bawah laut, serta penemuan basin dan trench baru. "Hasil penetlitian ini sesuai harapan Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Para peneliti kelautan dan perikanan Indonesia bisa berdiri sejajar dengan para peneliti internasional. Kerja sama semacam ini perlu ditingkatkan dan dilanjutkan," kata Dr. Gellwynn Jusuf, Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP). Hasil penelitian ini perlu disebarluaskan untuk meningkatkan pemahaman dan menggugah minat masyarakat untuk mempelajari fenomena laut di Indonesia.
Hasil penelitian ini, diakui oleh Prof. Dr. Indroyono, mungkin tidak terlihat dalam waktu dekat. "Namun demikian, para peneliti Indonesia memfokuskan penelitian demi kesejahteraan rakyat," katanya dalam siaran pers.
INDEX SATAL-2010 merupakan eksplorasi laut dalam hasil kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat. Penelitian yang berlangsung selama dua bulan di Kepulauan Sangihe-Talaud itu bertujuan untuk memajukan ilmiah kelautan, teknologi, dan pendidikan tentang kelautan. Indonesia sudah menggelang kerja sama dengan berbagai institusi, baik dari dalam maupun luar negeri, agar dapat berkontribusi dalam menjawab kebutuhan pangan dan energi yang dapat terbarukan.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR