Oregon Health & Science University (OHSU)yang bekerja sama dengan University of Washington mengungkapkan sebuah metode yang mungkin bisa mencegah transer HIV dari ibu yang terinfeksi ke bayi yang dilahirkannya. Metode itu melibatkan "pengajaran" terhadap suatu bagian dari sistem imun bayi agar dapat memerangi penyakit.
Saat ini, kebanyakan terapi berfokus pada sel darah putih yang berhubungan dengan sistem daya tahan tubuh manusia. Tim dari OHSU dan University of Washington menggunakan pendekatan yang berbeda. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HIV memiliki antibodi yang berusaha menetralkan HIV. Ketika jumlahnya ditambah, bisakah antibodi tersebut melemahkan HIV sehingga tidak mengambil alih sistem kekebalan tubuh? Hal itu yang ingin diketahui oleh para peneliti.
Mereka mencoba meneliti dengan menggunakan tiga kelompok bayi monyet. Kelompok pertama diberi tambahan antibodi dari ibu yang sehat. Kelompok kedua diberi antibodi yang sesuai dengan SHIV (Siman/human immunodeficiency virus), virus hibrida yang digunakan dalam penelitian untuk memastikan hasilnya bisa diterjemahkan ke spesies lain. Kelompok ketiga diberi antibodi HIV yang mirip dengan jumlah yang mirip dengan kondisi yang diterima bayi saat dilahirkan dari ibu dengan HIV. Setelah itu, sistem kekebalan tubuh ketiga kelompok dimonitor setelah dipapar ooleh SHIV.
Enam bulan setelahnya, kelompok ketiga terlindungi lebih baik ketimbang kelompok lainnya. Kelompok ini berhasil mengembangkan antibodi penetral lebih banyak dan memiliki jumlah SHIV lebih sedikit dalam darah. Kelompok ini juga berhasil mempertahankan jumlah CD4+ dan sel darah putih yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh.
"Studi ini memperlihatkan kalau penambahan jumlah antibodi penetral pada saat yang tepat merupakan strategi untuk mengurangi tingkat infeksi dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh bayi yang baru dilahirkan," kata Nancy Haigwood, Ph.D, Direktur Oregon National Primate Research Center dari OHSU yang memimpin penelitian ini. "Tindakan ini tidak mencegah infeksi, namun membatasi level infeksi terhadap bayi yang baru dilahirkan dan mengurangi jumlah penderitaan sehingga memperpanjang umur mereka," tambah Haigwood.
Menurut data WHO pada tahun 2008, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di seluruh dunia adalah 33,4 juta jiwa. Sebanyak 67 persen ada di Afrika. Data lain menyebutkan kalau 91 persen anak-anak yang terkena HIV/AIDS ada di Afrika.
Foto oleh Matthieu Huguet/stock.xchng
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR