Tim peneliti menganjurkan agar warga yang tinggal di desa dengan karakteristik tertentu sebaiknya pindah untuk terhindar dari tsunami di masa depan.
Tim Peneliti yang terdiri dari Dr. Danny Hilman dari LIPI, Jose Borrero dan Herman Fritz dari Amerika menemukan ada warga desa di Mentawai tak bisa melarikan diri ketika tsunami terjadi. "Ada satu desa yang letaknya dikelilingi oleh sungai. Tidak ada jembatan yang bisa membantu warga desa. Akhirnya warga terjebak di desanya, tak bisa melarikan diri." kata Danny dalam jumpa pers yang diadakan di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Jumat (19/11).
Hal tersebut menurutnya bisa menjadi pelajaran. Selain pendidikan dan peringatan terhadap gempa dan tsunami, faktor lokasi juga perlu diperhatikan. Lokasi juga menentukan kemampuan warga untuk melarikan diri dan mengevakuasi korban.
Danny mengungkapkan, "Penduduk yang tinggal di wilayah seperti desa tadi sebaiknya memang dipindahkan sehingga bisa mencegah peristiwa ini terjadi lagi," ungkap Danny.
Kejadian tsunami Mentawai dan jumlah korban yang tewas sangat mengejutkan peneliti. Soalnya, tsunami disebabkan oleh gempa yang tidak begitu terasa dan korban yang tewas pun besar. Dikatakan, ketinggian gelombang tsunami mencapai 14 meter. Adapun tsunami diakibatkan oleh slow earthquake.
Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
REKOMENDASI HARI INI
Shotel, Pedang Lengkung Bermata Dua yang Penting bagi Sejarah Afrika
KOMENTAR