Fenomena alam berupa belokan aliran Sungai Opak di daerah muara berhasil dijelaskan oleh dua mahasiswa dari Taman Pintar Science Club, Yogyakarta.
Sungai Opak bermuara di Samudra Hindia, tepatnya di wilayah dekat dengan Pantai Parangtritis, Yogyakarta Di sekitar muara, aliran Sungai Opak berbelok. Padahal pada umumnya, sungai mengalir ke muara tanpa mengalami pembelokan arah arus.
"Penelitian kami lakukan dengan observasi di lapangan dan studi pustaka untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi," ungkap Yan Restu Freski, salah satu anggota tim peneliti yang kini belajar di Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gajah Mada (UGM), Senin (22/11/2010) di Depok. Ia meneliti bersama rekannya, Darmadi. Di lapangan, ia mengumpulkan beberapa sampel batuan dan endapan sungai untuk melihat hubungan batu-batu tersebut dengan pembelokan arah arus. Selain itu, studi pustaka yang dilakukannya bertujuan untuk mengetahui arah angin di lokasi penelitiannya.
"Kami menemukan bahwa angin di wilayah tersebut berasal dari tenggara menuju barat daya," ungkap Yan. Arah angin tersebut memengaruhi arus laut yang membawa endapan ke daratan. Karena arah angin menuju barat daya, arus laut yang menuju ke bibir pantai pun menuju ke barat daya, membawa endapan menuju ke arah yang sama.
Yan mengatakan arus laut itu bertemu dengan arus Sungai Opak yang kuat yang juga membawa endapan ke pantai. "Akhirnya, arus sungai dan arus laut tersebut akan saling 'bertempur'," jelas Yan. "Jika arus sungai Opak lebih kuat dari arus laut, maka arah arus sungai akan tetap lurus. Sementara, jika arus sungai tak cukup kuat, maka arah arus sungai akan membelok. Itulah yang yang dialami oleh Sungai Opak," lanjutnya.
Pembelokan arah arus sungai menjelang muara ini tak hanya terjadi di Sungai Opak saja. Yan menjelaskan kalau ada beberapa sungai hingga wilayah Cilacap yang ikut berubah arah ketika hendak mendekati muara. Beberapa di antaranya adalah Sungai Progo, sungai serayu dan Sungai Bogowonto.
Pembelokan arah yang hanya terjadi di wilayah sungai Opak hingga Cilacap itu juga terkait dengan sifat batuan yang ada di bibir pantai. "Di Gunung Kidul. batuan yang ada di bibir pantai adalah batu kapur yang besar, jadi arus sungai tak bisa bisa berbelok. Sementara, di Sungai Opak hingga Cilacap, batu-batunya merupakan batu kecil dan pasir sehingga arus sungai mudah melawannya," jelas Yan.
Yan mengaku perlu kajian lebih lanjut untuk mengonfirmasi sebab-sebab pembelokan tersebut serta proses alam lain yang juga turut memengaruhi. Penelitian lanjutan juga bisa menentukan waktu terjadinya pembelokan.
Penelitian Yan dan darmadi menjadi salah satu finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja ke 42 yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Keduanya mempresentasikan karyanya di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat bersama 14 peserta lainnya.
Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
KOMENTAR