Pos Pemantau di Desa Pasuruan, Cinangka, Serang, saat ini tidak dapat memonitor gempa yang terjadi terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK). Padahal aktivitas gempa sedang tinggi.
Pos Pemantau tidak mampu memantau karena seismograf di pos pemantau tidak mendapatkan sinyal dari seismometer yang ada di GAK. Kejadian ini sudah berlangsung selama satu bulan, menurut Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasuruan Anton S. Pambudi. "Kami belum memastikan apakah seismometer di GAK itu mengalamai kerusakan atau tidak," ujarnya.
Seismometer pernah tidak berfungsi akibat panel suryanya tidak berfungsi. Tetapi, setelah beberapa hari, seismometer kembali mengirimkan sinyalnya. "Kemungkinan saat itu panel surya tertutup debu material vulknaik letusan GAK, tetapi yang sekarang ini kami tidak bisa mempredikisi, dan untuk mengetahui itu semua harus mendatangi ke lokasi," katanya.
Sementara Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum berani mendekat ke GAK karena guncangan gempa tidak mengalami penurunan. "Batu dan kerikilnya masih keluar dari gunung tersebut, dan suhu dari material itu lebih dari 600 derajat selcius," ujarnya.
Hari ini GAK mengeluarkan asap setinggi 1 kilometer. "Lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya," kata Anton, Selasa (25/1). Asap yang menjulan itu, seperti dijelaskan oleh Anton, adalah gempa dan hembusan yang dikeluarkan dari perut gunung.(Benny N Joewono)
REKOMENDASI HARI INI
Selain Faktor Alam, Apakah Megastruktur Juga Memengaruhi Rotasi Bumi?
KOMENTAR