Peneliti dari perusahaan biomassa BMP Biomasse Projekt di Jerman, Wolfgang Bengel, mengemukakan inovasi baru untuk mengubah "limbah", sisa dari pengolahan bir dan memanfaatkannya sebagai sumber energi.
Satu problem yang dihadapi pabrik-pabrik tempat pembuatan bir sepanjang waktu adalah ratusan ton butir gandum yang tersisa di akhir proses brewing (pemasakan bir). Biasanya, butiran gandum itu dijual kepada para petani yang lantas menggunakannya sebagai pupuk bagi ladang mereka.
"Kita sudah sampai pada kondisi di mana sekarang ini pabrik-pabrik bir bahkan perlu membayar untuk pembuangan tersebut," ungkap Bengel. Ia kemudian menangkap peluang bisnis sekaligus jalan keluar atas masalah ini.
Perlu diketahui sebelumnya, ada energi intensif serta masif dikeluarkan dalam proses brewing. "Bayangkan saja. Anda mendidihkan sesuatu, dengan air panas dan uap, pula tenaga listrik untuk mendinginkannya, sebanyak apa energi yang dikeluarkan?" jelas Bengel.
Biji gandum basah bersama air kotor yang dimasukkan ke dalam fermentor, akan bercampur bakteri tertentu. Bakteri berfungsi memecah senyawa organik dan memproduksi metana. Biogas dialirkan ke luar fermentor lalu dipanaskan untuk merebus air, hasilnya adalah uap bertekanan tinggi yang nantinya dapat dipergunakan menggerakkan kincir-kincir turbin pemasok energi.
Bengel menekankan, dengan mengaplikasikan proses sebagaimana disebutkan itu, bakal terjadi efisiensi energi yang cukup signifikan. "Sebesar hampir 60 persen dari total energi yang dikeluarkan di dalam pembuatan bir bisa kembali," katanya yakin.
(Sumber: Live Science)
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR