Nationalgeographic.co.id—Harpy sering digambarkan sebagai salah satu makhluk paling menjijikkan dalam mitologi Yunani. Nama mereka, yang berarti "perampas," mencerminkan tugasnya sebagai pencuri, sering kali atas perintah para dewa. Namun, gambaran tentang Harpy yang kita kenal sekarang telah melalui banyak perubahan dari sosok aslinya.
Dalam mitos kuno, Harpy adalah makhluk yang dihubungkan dengan angin badai, dianggap sebagai daimon, roh yang dipersonifikasikan, yang membawa kehancuran dan kekacauan.
Orang Yunani kuno percaya bahwa mereka adalah roh angin ganas yang mencerminkan sifat liar dan tidak terduga dari badai.
Mereka tinggal di pulau-pulau Strophades, meskipun beberapa cerita menempatkan mereka di gua di Kreta atau di gerbang Orcus. Dalam tugasnya, Harpy sering mencuri makanan atau menyeret pelaku dosa ke Tartarus. Tentu saja semuanya atas persetujuan Zeus.
Secara fisik, Harpy dikenal sebagai makhluk setengah wanita, setengah burung, dengan cakar tajam dan kehadiran yang menyeramkan.
Namun, penggambaran ini berbeda dengan kemunculannya di awal. Pada mulanya, seperti yang dijelaskan oleh Hesiod, Harpy adalah wanita cantik yang melayang anggun di udara, lebih cepat dari burung.
Cierra Tolentino dalam Harpies: Storm Spirits and Winged Women sebagaimana dimuat pada laman History Cooperative, mengatakan bahwa gambaran indah ini perlahan memudar seiring waktu.
"Pada masa Aeschylus, seorang penulis tragedi ''mengubah' citra Harpy menjadi sosok yang kotor dan menyeramkan, dengan penampilan menjijikkan: mereka mendengkur, matanya basah oleh kebencian, dan pakaiannya lusuh," katanya.
Dalam mitos, Harpy memiliki peran yang lebih kompleks daripada sekadar makhluk buas. Mereka sering dihubungkan dengan angin barat dan muncul dalam kisah-kisah seperti nasib Phineus, seorang raja yang disiksa oleh mereka.
Harpy juga memiliki keterkaitan dengan para dewa dan kuda Achilles, yang disebut sebagai keturunan Harpy bernama Podarge dan Zephyrus, dewa angin barat.
Meskipun Harpy biasanya digambarkan sebagai makhluk betina, mitologi tidak sepenuhnya konsisten. Hesiod menyebut dua Harpy bernama Aello (Badai Cepat) dan Ocypete (Sayap Cepat), sementara Homer menyebutkan satu, Podarge (Kaki Cepat). Penyair Romawi Virgil kemudian menambahkan Celaeno (Si Kegelapan) ke dalam daftar.
Baca Juga: Solon: Pembuat Undang-Undang Yunani Kuno dan Peletak Dasar Demokrasi
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR