Yogyakarta akan bangun suaka orangutan yang tidak hanya menjadi habitat bagi orangutan, tapi juga ada fasilitas edukasi dan penelitian.
"Suaka ini akan meniru habitat asli orangutan dan dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mempelajari lebih jauh tentang orangutan lebih lanjut," demikian dijelaskan oleh Sultan Hamengkubuwono X pada saat seremoni peletakan batu pertama suaka bernama Orangudome, Jumat (4/3). Orangudome juga jadi tempat transit bagi orangutan yang sempat dipelihara secara ilegal sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi di Kalimantan atau Sumatra.
Program Orangudome akan membangun jaringan dengan para penjaga kebun binatang dan kebun-kebun binatang di seluruh dunia untuk membantu penyebaran pengetahuan tentang hewan yang hampir punah ini. Sosialisasi tentang cara menolong orangutan dengan baik di fasilitas tempat tinggal mereka juga jadi bagian program.
Orangudome yang merupakan hasil kerja sama keluarga Kerajaan Yogyakarta dengan Microsoft memiliki diameter 120 meter dan tinggi 70 meter. Suaka ini dirancang oleh Dr. Willie Smits, ahli kehutanan dan konservasi, serta aktivis hak asasi binatang. Daya tarik utama dari suaka ini adalah pohon raksasa tiruan yang terbuat dari beton dan baja, bernama Dome Tree, yang diharapkan sebagai "pohon kehidupan" paling besar di dunia. Di dalamnya terdapat suatu ruangan untuk kepentingan penelitian. (Tri Wahono)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Heraclitus, Filsuf Yunani Kuno yang Menentang Demokrasi dan Tirani
KOMENTAR