Ahli geologi dari US Geological Survey mengatakan kalau berbagai opini di Internet yang mengatakan gempa di Jepang berhubungan dengan Bulan super tidak benar.
Bill Burton, ahli geologi dari USGS, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan aktivitas seismik. "Sulit sekali mendapati perbedaan aktivitas teknotik selama fase Bulan," kata Burton.
Peneliti geofisika Malcom Johnston menjelaskan bahwa Bulan sering disalahkan dalam beberapa bencana. "Menunjuk Bulan sebagai penyebab bencana sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu," Johnston mengatakan.
Para ilmuwan menjelaskan kalau efek jarak bulan yang sangat dekat adalah lebih tingginya air laut pada saat kondisi pasang. Air pasang yang lebih tinggi dari biasa, seperti diakui oleh Burton, memiliki sedikit efek pada aktivitas teknonik. "Beberapa gempa yang sangat kecil bisa terjadi pada saat air pasang dan perigee," katanya.
Burton menjelaskan peningkatan tekanan air pada saat perigee bisa menyebabkan sedikit getaran. "Tapi hal itu hanya bisa terjadi apabila kondisinya sudah mendukung untuk gempa," jelasnya. "Jadi tanpa perlu Bulan dalam jarak yang dekat pun, gempa pasti terjadi," katanya lebih lanjut. Beberapa ahli seismologi menjelaskan kalau air pasang dapat mempercepat gempa beberapa hari atau beberapa jam.
Burton lalu menjelaskan kalau gempa di Jepang tidak terjadi pada saat jarak bulan terdekat dengan Bumi. "Kita tidak bisa mengaitkan keduanya. Gempa terjadi seminggu sebelum perigee, ketika air pasang masih pada ketinggian normal," jelasnya. (Sumber: Discovery News)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
KOMENTAR